Kamis, 17 November 2016

Tugas Softskill 3



Nama               : Venta Oktavia Tilukay
NPM               : 1A514990
Kelas               : 3PA17

CONTROLING FUNGSI MANAJEMEN

1.      Pengertian Controling/Pengendalian Fungsi Manajemen
Dari sejumlah fungsi manajemen, pengawasan merupakan salah satu fungsi yang sangat penting dalam pencapaian tujuan manajemen itu sendiri. Fungsi manajemen lainnya seperti perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan tidak akan dapat berjalan dengan baik apabila fungsi pengawasan ini tidak dilakukan dengan baik.
Menurut Anthony, Dearden dan Bedford :
Pengendalian Manajemen adalah semua metode, prosedur dan strategi organisasi, termasuk sistem pengendalian manajemen yang digunakan oleh manajemen untuk menjamin bahwa pelaksanaan sesuai dengan strategi dan kebijakan perusahaan.

2.      Langkah-langkah Controlling dalam Fungsi Manajemen.

·                             1.      Langkah-langkah Controlling dalam Fungsi Manajemen.

·         Tahap Penetapan Standar
Tujuannya adalah sebagai sasaran, kuota, dan target pelaksanaan kegiatan yang digunakan sebagai patokan dalam pengambilan keputusan. Bentuk standar yang umum yaitu : standar phisik, standar moneter, standar waktu

·         Tahap Penentuan Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan
            Digunakan sebagai dasar atas pelaksanaan kegiatan yang dilakukan secara tepat.

·         Tahap Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan
Beberapa proses yang berulang-ulang dan kontinue, yang berupa atas, pengamatan, laporan, metode, pengujian, dan sampel.

·         Tahap Pembandingan Pelaksanaan dengan Standar dan Analisa Penyimpangan
Digunakan untuk mengetahui penyebab terjadinya penyimpangan dan menganalisanya mengapa bisa terjadi demikian, juga digunakan sebagai alat pengambilan keputusan bagai manajer.

·         Tahap Pengambilan Tindakan Koreksi
 Bila diketahui dalam pelaksanaannya terjadi penyimpangan, dimana perlu ada perbaikan  dalam pelaksanaan.

3.      Tipe-tipe dalam Controlling Fungsi Manajemen.
  • Ada 4 tipe kontrol dalam pengendalian manajemen, yaitu :
  • a)         Pengendalian dari dalam organisasi (kontrol internal)
  • Adalah pengendalian yang dilakukan oleh oleh aparat/unit pengendalian yang dibentuk dari dalam organisasi itu sendiri (dalam satu atap). Aparat/unit pengendalian ini bertugas mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan oleh pimpinan untuk melihat dan menilai kemajuan atau kemunduran dalam pelaksanaan pekerjaan. Selain itu pimpinan dapat mengambil suatu tindakan korektif terhadap hasil pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh bawahannya (internal control).
  •  
  • b)         Pengendalian luar organisasi (kontrol eksternal)
  • Adalah pengendalian yang dilakukan oleh Aparat/Unit Pengendalian dari luar organisasi terhadap departemen (lembaga pemerintah lainnya) atas nama pemerintah. Selain itu pengawasan dapat pula dilakukan oleh pihak luar yang ditunjuk oleh suatu organisasi untuk minta bantuan pemeriksaan/pengendalian terhadap organisasinya.
  •  
  • c)         Pengendalian preventif
  • Maksud pengendalian preventif adalah untuk mencegah terjadinya kekeliruan/kesalahan.
  •  
  • d)         Pengendalian represif
  • Maksud dilakukannya pengendalian represif adalah untuk menjamin kelangsungan pelaksanaan pekerjaan agar hasilnya tidak menyimpang dari yang telah direncanakan (dalam pengendalian anggaran disebut post- audit).


4.      Membuat strategi controlling untuk organisasi

Contoh di dalam pegawai negeri sipil harus ada beberapa pengawasan
·         Pengawasan berkala
Pengawasan yang dilakukan dalam kurun waktu tertentu berdasarkan kesepakatan bisa / bulan sekali, atau 1 bulan
·         Pengawasan mendadak
Pengawasan yang dilaksanakan mendadak untuk melihat kinerja staff sehari-hari dan menghindari terjadinya penyimpangan
·         Pengawasan melekat
Pengawasan yang dilakukan secara dekat terhadap staff, hal ini sering dilakukan untuk tujuan yang spesifik dan bersifat khusus, sehingga menghindarkan sekecil-kecilnya terjadi penyimpanan atau kesalahan.

KEKUASAAN DAN PENGARUH
A. Pengertian Kekuasaan
 Nord(1978:675), kekuasaan adalah suatu kemampuan untuk mempengaruhi
aliran, energy dan dana yang tersedia untuk mencapai suatu tujuan yang
berbeda secara jelas dari tujuan lainnya.
 Hikcs dan gulle (1996:373),kekuasaana dalah kemampuan untuk melaksanakan
suatu hal.
 Roger dan Thoha (2004 : 93), kekuasaan adalah suatu potensi diri dari suatu
pengaruh. Kekuasaan itu suatu kewenangan untuk bertindak bagi pemimpin
dalam menggerakkan orang lain agar menerima dengan ikhlas kehendaknya.
B. Sumber- Sumber Kekuasaan
Teori yang dikemukakan oeh French dan Raven (1959) ini menyatakan bahwa
kepemimpinan bersumber pada kekuasaan dalam satu kelompok atau organisasi.
Dengan perkataan lain, orang atau orang-orang yang memiliki akses terhadap sumber
kekuasaan dalam suatu kelompok atau organisasi tertentu akan mengendalikan atau
memimpin kelompok atau organisasi itu. Adapun sumber kekuasaan itu sendiri ada
tiga macam yaitu:
1. Kekuasaan bersumber pada kedudukan (Position)
Kekuasaan yang bersumber pada kedudukan terbagi lagi ke dalam beberapa
jenis yaitu:
a. kekuasaan formal atau legal (French & Raven, 1959)
termasuk dalam jenis ini adalah komandan tentara, kepala dinas, presiden
atau perdana mentri dan sebagainya yang mendapat kekuasaan karena
ditunjuk dan/atau diperkuat dengan peraturan atau perundangan yang
resmi       
b. kendali atas sumber dan ganjaran (French & Raven, 1959)
majikan yang menggaji karyawan, majikan yang mengupah buruh, kepala
suku atau kepaa kantor yang dapat memberi ganjaran kepada bawahannya,
dan sebagainya, memimpin berdasarkan sumber kekuasaan seperti ini          .
c. Kendali atas hokum (French & Raven, 1959)
Ganjaran biasanya terkait dengan hukuman sehingga kendai atas ganjaran
biasa juga kendali atas hukuman. Walaupun dmikian, ada kepemimpinan
yang sumbernya hanya kendali atas hokum saja, ini merupakan
kepemimpinan yang didasarkan pada rasa takut. Contoh para preman
yang memungut pajak kepada pedagang, pedagang akan tunduk kepada
preman karena takut akan mendapat perakuan kasar.
d. Kendali atas informasi (French & Raven, 1959)
Informasi adalah ganjaran positif bagi orang yang memerlukan, sehingga
siapa pun yang menguasai informasi dapat menjadi pemimpin. Contohnya
orang yang paling tahu arah jalan maka otomatis dia akan menjadi
pemimpin rombingan.
e. Kendali ekologi (Lingkungan)
Sumber kekuasaan ini dinamakan juga perekayasa situasi (situational
sengineering). Contoh adalah kendali atas penempatan jabatan (Oldham,
1975). Seorang atasan, manager, atau kepala bagian personality
mempunyai kekuasaan atas bawahannya, kerena ia boleh menentukan
posisi anggotanya.
2. Kekuasaan yang bersumber pada pribadi (Personal)
Berbeda dari kepemimpinan kekuasaan yang bersumber pada kepribadian
berawal dari sifat-sifat pribadi, yaitu sebagi berikut:
a.       Keahlian atau ketrampilan (French & Raven 1959)
Orang yang menjadi imam adalah orang yang paling fasih membaca ayat
Al-Qur’an. Demikian pula dalam pesawat atau kapal, orang yang paling
ahli dalam mengemudilah yang akan menjadi pemimpin.
b. Persahabatan atau kesetian (French & Raven 1959)
Sifat dapat bergaul, setia kawan atau setia kepada kelompok dapat
merupakan sumber kekuasaan, sehingga seseorang dianggap sebagai
pemimpin.
c. Karisma (House,1977)
Ciri kepribadian yang menyebabkan timbulnya kewibawaan pribadi dari
pemimpin juga merupakan salah satu sumber kekuasaan dalam proses
kepemimpinan. Mengenai hal ini dibicarakantersendiri dalam teori bakat.
3. Kekuasaan yang bersumber pada politik (Political Power).
Kekuasaan yang bersumber pada politik terdiri atas bebrapa jenis
(Preffer,1981)
a. Kendali atas proses pembuatan keputusan (Preffer & Salanick,1974)
dalam organisasi, ketua menentukan apakah suatu keputusan akan dibuat
dan dilaksanakan atau tidak.
b. Koalisi (Stevenson, Perace & Porter, 1985), kepemimpinan atas dasar
sumber kekuasaan politik ditentukan juga atas hak atau kewenangan untuk
membuat kerjasama dengan kelompok lain.
c. Pertisipasi (Pfeffer,1981)
Pemimpin mengatur partisipasi anggotanya, siapa yang boleh
berpartisipasi dalam bentuk apa tiap anggotanya berpartisipasi dan
sebagainya.`
d. Pemimpin agama menikahkan pasangan suami istri, menentukan
terbentuknya keluarga baru. Notaris atau hakim menentukan berdirinya
suatu yayasan atau perusahaan baru. Dan sebagainya, secara umum ada
dua bentuk kekuasaan:    
·         Pertama kekuasaan pribadi, kekuasaan yang didapat dari para pengikut
dan didasarkan pada seberapa besar pengikut mengagumi, respek dan
terkait pada pemimpin.    
·         Kedua kekuasaan posisi, kekuasaan yang didapat dari wewenang
formal organisasi. Kekuasaan berkaitan erat dengan pengaruh (influence) yaitu tindakan atau contoh tingkah laku yang menyebabkan perubahan sikap atau tingkah laku orang lain atau kelompok

C. Pengertian Pengaruh
 Menurut Wiryanto. Pengaruh merupakan tokoh formal maupun informal di  dalam masyarakat, mempunyai ciri lebih kosmopolitan, inovatif,kompeten, dan  aksesibel dibanding pihak yang dipengaruhi.
 Pengertian Pengaruh Menurut Norman Barry. Pengaruh adalah suatu tipe  kekuasaan yang jika seorang dipengaruhi agar bertindak dengan cara tertentu,  dapat dikatakan terdorong untuk bertindak demikian, sekalipun ancaman sanksi  yang terbuka tidak merupakan motivasi yang mendorongnya.
D. pengaruh taktik dalam organisasi
Taktik-taktik mempengaruhi (Influence Tactics) adalah cara-cara yang biasanya digunakan oleh seseorang untuk mempengaruhi orang lain, baik orang yang merupakan atasan, setingkat, atau bawahannya. Dengan mengetahui dan menggunakan hal ini, maka seseorang dapat mempengaruhi orang lain, dengan tidak menggunakan kekuasaan yang dimilikinya. 
Kipnis dan Schmidt adalah peneliti yang pertama kali meneliti taktik-taktik yang biasa digunakan orang untuk mempengaruhi orang lain. (Kipnis dan Schmidt, 1982). Berbagai alat ukur telah dibuat untuk meneliti taktik mempengaruhi, dan salah satu yang terbaik adalah yang dibuat oleh Yukl dkk, yaitu yang disebut Influence Behavior Questionnaire (Yukl, Lepsinger, and Lucia, 1992). Hasil penelitian Yukl dkk, menun-jukkan ada sembilan jenis taktik yang biasa digunakan di dalam organisasi (Hugheset all, 2009), yaitu:
a)      Persuasi Rasional (Rational Persuasion), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan menggunakan alasan yang logis dan bukti-bukti nyata agar orang lain tertarik.
b)      Daya-tarik Inspirasional (Inspirational Appeals), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan menggunakan suatu permintaan atau proposal untuk membangkitkan antusiasme atau gairah pada orang lain.
c)      Konsultasi (Consultation), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan mengajak dan melibatkan orang yang dijadikan target untuk berpartisipasi dalam pembuatan suatu rencana yang akan dilaksanakan.
d)     Mengucapkan kata-kata manis (Ingratiation), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan menggunakan kata-kata yang membahagiakan.
e)      Daya-tarik Pribadi (Personal Appeals), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain atau memintanya untuk melakukan sesuatu karena merupakan teman atau karena dianggap loyal.
f)       Pertukaran (Exchange), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan memberikan sesuatu keuntungan tertentu kepada orang yang dijadikan target, sebagai imbalan atas kemauannya mengikuti suatu permintaan tertentu.
g)      Koalisi (Coalitions), terjadi jika seseorang meminta bantuan dan dukungan dari orang lain untuk membujuk agar orang yang dijadikan target setuju.
h)      Tekanan (Pressure), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan menggunakan ancaman, peringatan, atau permintaan yang berulang-ulang dalam meminta sesuatu.
i)        Mengesahkan (Legitimacy), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan menggunakan jabatannya, kekuasaannya, atau dengan mengatakan bahwa suatu permintaan adalah sesuai dengan kebijakan atau aturan organisasi.
E. Contoh kasus tentang kekuasaan
Penyalahgunaan kekuasaan dan kewenangan menjadi topik terhangat akhir- akhir ini, kasus yang paling sering kita dengar adalah "kasus korupsi" yang melibatkan pejabat -- pejabat negeri ini, dimana mereka yang melakukan korupsi ini meggunakan kekuasaanya ataupun jabatanya untuk memperkaya diri sendiri. Hal yang paling mengejutkan diakhir tahun 2013 ini yaitu Kasus tertangkapnya Akil Mochtar oleh KPK dimana dia telah menyalah gunakan kekuasaanya dan kewenanganya untuk kepentingan dan keuntungan diri sendiri maupun orang-orang yang dekat dengannya dan kasus ini bisa dikatakan sebagai Puncak kasus korupsi diindonesia karena seperti yang kita tahu Mahkama konsitusi (MK) Lembaga hukum tertinggi di indonesia. Ada sebuah pendapat yang mengemukakan bahwa Pelanggaran hukum yang dilakukan oleh penguasa atau para pejabat negara terjadi dengan adanya kesalahan kebijakan dan kekuasaan terhadap rakyatnya. John E.E Dalberg alias Lord Acton (1834--1902), sejarahwan Inggris mengatakan, "kekuasaan cenderung korup (jahat) dan kekuasaan mutlak paling jahat". ("power tends to corrupt and absolute power corrupts absolutely"). Menurut saya itu bisa dibenerkan karena biasanya penyalahgunaan kekuasaan (abuse of power) seperti korupsi ini dilakukan oleh para penguasa atau orang yang memiliki kekuasaan diamana dia cenderung menggunakan kesempatan untuk menyalahgunakan jabatan atau kekuasaan manakala berada pada posisi yang memungkinkan untuk memperkaya diri sendiri, orang lain & bersifat merugikan perekonomian negara atau keuangan negara. Pada masa sekarang ini hampir setiap hari baik di media massa baik media cetak maupun media elektronik selalu memberitakan korupsi. Saat satu orang di hukum, satu lagi tertangkap, satu lagi jadi tersangka. Korupsi itu ibarat sebuah siklus yang tak pernah mati, iya mati satu tumbuh seribu dan kasus korupsi ini hampir terdapat di semua lembaga / kementrian yang ada di negera indonesia ini salah satu contohnya kasus korupsi "Hambalang" yang menyeret Mentrei Pemuda dan Olahraga kita Andi Malarangeng , Nazarudin dan anggota DPR yaitu Angelina Sondak dimana pada kasus ini di duga mereka telahmenyalahgunakan kewenangannya sehingga menimbulkan kerugian negara. Perbuatan melawan hukum yang dilakukan terkait dengan pengadaan dan pembangunan sarana prasarana pusat pelatihan olahraga Hambalang merugikan negara hingga Rp 463,66 miliar. Jadi dengan contoh kasus tadi dapat kita katakan penyalah gunaan kekuasaan berupa korupsi di indonesia sangat merajalela dan sangat sulit dihilangkan karena sudah mengakar, dimana korupsi ini tidak hanya dilakukan oleh para elite pejabat saja tetapi juga oleh kalangan menengah kebawah. Banyaknya kasus korupsi ini, menyadarkan kita bahwa terjadi kemunduran moral bangsa. Dan tahun 2012 negara kita mendapat gelar negara terkorup didunia, seharusnya kita malu dengan julukan seperti itu, dan pada saat ini pemerintah juga sudah membuat suatu badan penanggulangan korupsi yaitu Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK) . Lembaga ini tergolong merupakan lembaga yang masih baru di banding lembaga sebelumnya seperti Kepolisian ataupun Kejaksaan yang di nilai kurang efesien dalam menangani tindak pidana korupsi. Oleh sebab itu sebagai penerus bangsa, generasi muda perlu ditanamkan sejak dini tentang apa itu "korupsi" dan apa dampak yang dirasakan oleh negara itu apabila korupsi sudah semakin meningkat nantinya dan agar bangsa ini dapat diselamatkan juga untuk mengurangi tingkat korupsi itu sendiri pada akhirnya, dan agar generasi-genarasi muda nantinya tidak melakukan korupsi, serta meningkatkan kinerja lembaga-lembaga yang telah di percaya oleh rakyat agar dapat merubah citra bangsa dari negara "terkorup di dunia". Wulan Suci Chairunisak P -Jurusan Geografi FKIP Unisma Angkatan 2012.

Sumber       : http://www.kompasiana.com/wulansuci/korupsi-contoh-dari-penyalahgunaan-kekuasaan-dan-wewenang_551fe1bfa33311fa29b674f1





Referensi      :
Susilo.heru.2014.Pengaruh Kekuasaan.herususilofia.lecture.ub.ac.id. Diakses pada  tanggal 3 Mei 2015

Thoha, Miftah. 2003. Kepemimpinan dalam Suatu Manajemen: Suatu Pendekatan Perilaku. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

H. Moh. Isa. 1980. Beberapa Bacaan tentang Dasar-dasar Manajemen. Jakarta: Pusat Pendidikan dan Latihan Pegawai Soekarno, & Putong I.(2015). Kepemimpinan Kajian Teori dan Praktis.



Selasa, 18 Oktober 2016

TUGAS 2 *SOFTSKILL*



Nama  : Venta Oktavia Tilukay
Kelas   : 3PA17
NPM    : 1A514990

A.     PENGORGANISASIAN STRUKTUR MANAJEMEN

1.      Pengertian Struktur Organisasi.
Struktur organisasi dapat diartikan sebagai kerangka kerja formal organisasi yang dengan kerangka kerja itu tugas-tugas pekerjaan dibagi-bagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan (Robbins dan Coulter, 2007:284).
Struktur organisasi didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal dengan mana organisasi dikelolah (Handoko, 2003:169).
Struktur organisasi yaitu menggambarkan tipe organisasi, pendepartemenan organisasi, kedudukan dan jenis wewenang pejabat, bidang dan hubungan pekerjaan, garis perintah dan tanggungjawab, rentang kendali dan sistem pimpinan organisasi (Hasibuan, 2004:128).
Struktur organisasi menspesifikasikan pembagian kerja dan menunjukkan bagaimana fungsi atau aktivitas yang beraneka ragam yang dihubungkan sampai batas tertentu, juga menunjukkan tingkat spesialisasi aktivitas kerja (Suranto, 2005: 85)
2.      Fungsi Manajemen.
terdiri atas 4 fungsi yang utama, yaitu : Planning ( fungsi perencanaan ), Organizing ( fungsi pengorganisasian ), Directing ( pengarahan ), Controlling ( pengendalian ).
2.1. Planning (Fungsi Perencanaan)
Planning adalah bagaimana perusahaan menetapkan tujuan yang diinginkan dan kemudian menyusun rencana strategi bagaimana cara untuk mencapai tujuan tersebut. Manajer dalam fungsi perencanaan harus mengkaji dan mengevaluasi berbagai rencana alternatif sebelum memutuskan karena ini adalah langkah awal yang bisa berpengaruh secara total dalam perusahaan kedepannya. Fungsi fungsi manajemen yang lain tidak akan bisa berjalan dengan baik tanpa adanya perencanaan yang matang.
-          Kegiatan Fungsi Perencanaan
·         Menetapkan arah tujuan dan target bisnis
·         Menyusun strategi untuk mencapai tujuan tersebut
·         Menentukan sumber daya yang dibutuhkan
·         Menetapkan standar kesuksesan dalam upaya mencapai tujuan

-          Manfaat Fungsi Perencanaan

·         Bisa membuat pelaksanaan tugas jadi tepat dan kegiatan pada tiap-tiap unit akan lebih terorganisir kearah tujuan yang sama
·         Dapat menghindari kesalahan yang mungkin akan terjadi
·         Memudahkan pengawasan
·         Menjadi pedoman dasar di dalam menjalankan kegiatan

2.2  Organizing (Fungsi Pengorganisasian)
Organizing (fungsi perencanaan) adalah pengaturan sumber daya manusia dan sumber daya fisik yang
dimiliki agar bisa menjalankan rencana-rencana yang sudah diputuskan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Fungsi pengorganisasian mengelompokkan semua orang, alat, tugas dan wewenang yang ada dijadikan satu kesatuan yang kemudian digerakkan melaksanakan apa yang sudah direncanakan sebelumnya.
Pengorganisasian bisa memudahkan manajer untuk mengawasi dan menentukan orang-orang yang dibutuhkan dalam menjalankan tugas yang telah dibagi-bagi.
-          Manfaat Organizing
·         Pembagian tugas-tugas bisa sesuai dengan kondisi perusahaan
·         Menciptakan spesialisasi saat menjalankan tugas
·         Personil dalam perusahaan mengetahui tugas apa yang akan dijalankan.

-          Fungsi Organizing
·         Pendelegasian wewenang dari manajemen puncak kepada manajemen pelaksana
·         Adanya pembagian tugas yang jelas
·         Mempunyai manajer puncak yang profesional untuk bisa mengkoordinasikan semua kegiatan yang dilakukan

2.3  Directing (Fungsi Pengarahan)
Directing alias fungsi pengarahan adalah upaya untuk menciptakan suasana kerja dinamis, sehat agar kinerjanya lebih efektif dan efisien.
Beberapa kegiatan pada fungsi pengarahan :
·         Membimbing dan memberi motivasi kepada pekerja supaya bisa bekerja secara efektif dan efisien.
·         Memberi tugas serta penjelasan secara rutin tentang pekerjaan
·         Menjelaskan semua kebijakan yang sudah ditetapkan

2.4  Controlling (Fungsi Pengendalian / Pengawasan)
Fungsi pengendalian adalah upaya untuk menilai suatu kinerja yang berpatokan kepada standar yang telah dibuat, juga melakukan perbaikan apabila memang dibutuhkan. Kegiatan pada fungsi pengendalian misalnya:
·         Mengevaluasi keberhasilan dan target dengan cara mengikuti standar indikator yang sudah ditetapkan
·         Melakukan klarifikasi dan koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan
·         Memberi alternatif solusi yang mungkin bisa mengatasi masalah yang terjadi.

3.      Struktur Organisasi Fungsional, dan Divisional

3.1     Fungsional
Organisasi fungsional adalah suatu organisasi dimana wewenang dari pimpinan tertinggi dilimpahkan kepada kepala bagian yang mempunyai jabatan fungsional untuk dikerjakan kepada para pelaksana yang mempunyai keahlian khusus. Struktur organisasi fungsional diciptakan oleh F.W.Taylor.
v  Keunggulan Fungsional 
ü  Penggunaan sumberdaya yang efisien, skala ekonomis
ü  Spesialisasi keterampilan yang mendalam dan pengembangan
ü  Kemajuan karier dalam departemen fungsional
ü  Panduan dan pengendalian dari manajemen Puncak
ü  Koordinasi yang luar biasa dalam fungsi-fungsi
ü  Pemecahan masalah teknikal yang berkualitas

v  Kelemahan Fungsional 
ü  Komunikasi lintas departemen fungsional yang buruk
ü  Tanggapan lambat yang diberikan pada perubahan lingkungan, ketinggalan inovasi
ü  Keputusan terkonsentrasi pada hirarki puncak, menciptakan penundaan
ü  Tanggung jawab bagi masalah yang muncul sulit ditunjukkan secara tepat
ü  Pandangan terbatas mengenai sasaran organisasi dari pada karyawan
ü  Pelatihan manajemen umum yang terbatas bagi karyawan
3.2 Divisional 
Departemen dikelompokkan ke dalam divisi mandiri terpisah berdasarkan pada kesamaan produk, program, atau daerah geografis. Perbedaan keterampilan merupakan dasar departementalisasi, dan bukannya kesamaan keterampilan
v  Keunggulan Divisional 
ü  Cepat tanggap, fleksibilitas pada lingkungan yang tidak stabil
ü  Memperhatikan kebutuhan konsumen
ü  Koordinasi yang luar biasa lintas departemen fungsional
ü  Pembebanan tanggung jawab yang jelas bagi permasalahan produk
ü  Penekanan terhadap keseluruhan produk dan tujuan divisional
ü  Pengembangan keterampilan manajemen umum

v  Kelemahan Divisional 
ü  Duplikasi sumberdaya lintas divisi
ü  Kurang pendalaman teknis dan spesialisasi dalam divisi-divisi
ü  Koordinasi yang buruk lintas divisi
ü  Kurangnya kendali sumberdaya menajemen puncak
ü  Kompetesi untuk sumberdaya perusahaan

4.      Contoh Kasus Organisasi Struktur Fungsional, dan Divisional.
4.1 Kasus Struktur Fungsional

Berikut adalah tugas dari masing-masing bagan: 
1.      Manajer : Memiliki tanggung jawab pada satu bagian fungsional perusahaan atau organisasi saja dan tidak ikut campur pekerjaan fungsional pada bagian lain.
2.      Supervisor : Melakukan supervisi terhadap para staf pelaksanan rutinitas aktivitas bisnis perusahaan sehari-hari. Supervisor adalah level kepemimpinan yang tidak boleh membuat kebijakan yang bersifat strategis, tapi hanya menerjemahkan dan meneruskan kebijakan strategis atasannya kepada para bawahan untuk dikerjakan secara efektif dan produktif.
3.      Sekertaris: Tugas-tugas yang biasa digunakan antara lain sebagai berikut :
-          Membuka surat
-          Menerima dikte
-          Menerima Tamu
-          Menerima Telepon
4.      Administrasi: Melaksanakan kegiatan pelayanan kantor, penyediaan fasilitas dan layanan administrasi perkantoran, sesuai ketentuan yang berlaku untuk mendukung kelancaran operasional perusahaan.
5.      Editor: Melakukan pengeditan atau penyuntingan suatu naskah
6.      Proofreader: Orang yang bekerja untuk membaca ulang teks untuk mendeteksi dan mengoreksi kesalahan menulis.
7.      Penulis: Membuat cerita atau menyusun rangkaian kalimat-kalimat menjadi sebuah pernyataan ataupun cerita.
8.      Desain Sampul: Mendesain cover untuk sebuah buku yang akan dibuat.

4.2  Contoh kasus Organisasi Divisional.
Contoh perusahaan yang menggunakan struktur divisional, yaitu: Wal-Mart Stores, Inc, yang merupakan perusahaan Amerika Serikat yang mengoperasikan jaringandepartment store. Menurut Fortune Global 500 2008, Wal-Mart adalah perusahaan publik terbesar di dunia berdasarkan pendapatan. Perusahaan ini menggunakan struktur divisional dimana ketika mengembangkan berbagai produk baru dalam industri dan pasar yang berbeda, biasanya perusahaan mengubah strukturnya menjadi struktur organisasi yang terdiri dari beberapa divisi. Tiap-tiap divisi dapat beroperasi sendiri-sendiri dibawah pengarahan seorang manajer divisi yang bertanggungjawab langsung kepada CEO. Dalam struktur organisasi divisional, manajer divisi dapat mengembangkan strategi untuk masing-masing divisinya dan mungkin saja mereka menghadapi persaingan yang berbeda dengan divisi lainnya sehingga strategi yang ditempuh mungkin juga berbeda dengan divisi lainnya.

B.     ACTUATING
1.      Actuating Dalam Manajemen
Dari seluruh rangkaian proses manajemen, pelaksanaan (actuating) merupakan fungsi manajemen yang paling utama. Dalam fungsi perencanaan dan pengorganisasian lebih banyak berhubungan dengan aspek-aspek abstrak proses manajemen, sedangkan fungsi actuating justru lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan orang-orang dalam organisasi.
Dalam hal ini, George R. Terry (1986) mengemukakan bahwa actuating merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan dan sasaran anggota-anggota perusahaan tersebut oleh karena para anggota itu juga ingin mencapai sasaran-sasaran tersebut.
Dari pengertian di atas, pelaksanaan (actuating) tidak lain merupakan upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian agar setiap karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai dengan peran, tugas dan tanggung jawabnya. Dalam hal ini, George R. Terry (1986) mengemukakan bahwa actuating merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan dan sasaran anggota-anggota perusahaan tersebut oleh karena para anggota itu juga ingin mencapai sasaran-sasaran tersebut.
2.   Pentingnya Actuating dalam Manajemen
Fungsi actuating lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan orang-orang dalam organisasi. Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang berarti bila tidak diikuti dengan penggerakan seluruh potensi sumber daya manusia dan nonmanusia pada pelaksanaan tugas. Semua sumber daya manusia yang ada harus dioptimalkan untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi. Setiap SDM harus bekerja sesuai dengan tugas, fungsi dan peran, keahlian dan kompetensi masing-masing SDM untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi yang telah ditetapkan.
3.      Prinsip Actuating dalam Manajemen
Pengarahan merupakan hubungan manusia dalam kepemimpinan yang mengikat para bawahan agar bersedia mengerti dan menyumbangkan tenaganya secara etektit serta efisien dalam pencapaian tujuan suatu organisasi. Di dalam manajemen, pengarahan ini bersifat sangat kompleks karena disamping menyangkut manusia juga menyangkut berbagai tingkah laku dari manusia-manusia itu sendiri.  Manusia dengan berbagai tingkah lakunya yang berbeda-beda. Ada beberapa prinsip yang dilakukan oleh pimpinan perusahaan dalam melakukan pengarahan yaitu :
1.      Prinsip mengarah kepada tujuan
2.      Prinsip keharmonisai dengan tujuan
3.      Prinsip kesatuan komando

Referensi         :
anahuraki.lecture.ub.ac.id/files/2012/12/Bab.-14-Perancangan-Struktur.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30982/4/Chapter%20II.pdf