TUGAS 2
*SOFTSKILL*
Nama : Venta Oktavia Tilukay
Kelas : 3PA17
NPM : 1A514990
A. PENGORGANISASIAN
STRUKTUR MANAJEMEN
1. Pengertian
Struktur Organisasi.
Struktur organisasi
dapat diartikan sebagai kerangka kerja formal organisasi yang dengan kerangka
kerja itu tugas-tugas pekerjaan dibagi-bagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan
(Robbins dan Coulter, 2007:284).
Struktur organisasi
didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal dengan mana organisasi
dikelolah (Handoko, 2003:169).
Struktur organisasi
yaitu menggambarkan tipe organisasi, pendepartemenan organisasi, kedudukan dan
jenis wewenang pejabat, bidang dan hubungan pekerjaan, garis perintah dan
tanggungjawab, rentang kendali dan sistem pimpinan organisasi (Hasibuan,
2004:128).
Struktur organisasi
menspesifikasikan pembagian kerja dan menunjukkan bagaimana fungsi atau aktivitas
yang beraneka ragam yang dihubungkan sampai batas tertentu, juga menunjukkan
tingkat spesialisasi aktivitas kerja (Suranto, 2005: 85)
2. Fungsi
Manajemen.
terdiri atas 4 fungsi yang utama,
yaitu : Planning ( fungsi perencanaan ), Organizing ( fungsi
pengorganisasian ), Directing ( pengarahan ), Controlling (
pengendalian ).
2.1.
Planning (Fungsi Perencanaan)
Planning adalah
bagaimana perusahaan menetapkan tujuan yang diinginkan dan kemudian menyusun
rencana strategi bagaimana cara untuk mencapai tujuan tersebut. Manajer dalam
fungsi perencanaan harus mengkaji dan mengevaluasi berbagai rencana alternatif
sebelum memutuskan karena ini adalah langkah awal yang bisa berpengaruh secara
total dalam perusahaan kedepannya. Fungsi fungsi manajemen yang lain tidak akan
bisa berjalan dengan baik tanpa adanya perencanaan yang matang.
-
Kegiatan
Fungsi Perencanaan
·
Menetapkan
arah tujuan dan target bisnis
·
Menyusun strategi untuk mencapai tujuan tersebut
·
Menentukan
sumber daya yang dibutuhkan
·
Menetapkan
standar kesuksesan dalam upaya mencapai tujuan
-
Manfaat
Fungsi Perencanaan
·
Bisa
membuat pelaksanaan tugas jadi tepat dan kegiatan pada tiap-tiap unit akan
lebih terorganisir kearah tujuan yang sama
·
Dapat
menghindari kesalahan yang mungkin akan terjadi
·
Memudahkan
pengawasan
·
Menjadi
pedoman dasar di dalam menjalankan kegiatan
2.2 Organizing
(Fungsi Pengorganisasian)
Organizing (fungsi
perencanaan) adalah pengaturan sumber daya manusia dan sumber daya fisik yang
dimiliki
agar bisa menjalankan rencana-rencana yang sudah diputuskan untuk mencapai
tujuan yang diinginkan.
Fungsi pengorganisasian mengelompokkan semua orang, alat, tugas dan wewenang yang ada dijadikan satu kesatuan yang kemudian digerakkan melaksanakan apa yang sudah direncanakan sebelumnya.
Pengorganisasian bisa memudahkan manajer untuk mengawasi dan menentukan orang-orang yang dibutuhkan dalam menjalankan tugas yang telah dibagi-bagi.
Fungsi pengorganisasian mengelompokkan semua orang, alat, tugas dan wewenang yang ada dijadikan satu kesatuan yang kemudian digerakkan melaksanakan apa yang sudah direncanakan sebelumnya.
Pengorganisasian bisa memudahkan manajer untuk mengawasi dan menentukan orang-orang yang dibutuhkan dalam menjalankan tugas yang telah dibagi-bagi.
-
Manfaat Organizing
·
Pembagian
tugas-tugas bisa sesuai dengan kondisi perusahaan
·
Menciptakan
spesialisasi saat menjalankan tugas
·
Personil
dalam perusahaan mengetahui tugas apa yang akan dijalankan.
-
Fungsi Organizing
·
Pendelegasian
wewenang dari manajemen puncak kepada manajemen pelaksana
·
Adanya
pembagian tugas yang jelas
·
Mempunyai
manajer puncak yang profesional untuk bisa mengkoordinasikan semua kegiatan
yang dilakukan
2.3 Directing
(Fungsi Pengarahan)
Directing alias
fungsi pengarahan adalah upaya untuk menciptakan suasana kerja dinamis, sehat
agar kinerjanya lebih efektif dan efisien.
Beberapa kegiatan pada fungsi
pengarahan :
·
Membimbing
dan memberi motivasi kepada pekerja supaya bisa bekerja secara efektif dan
efisien.
·
Memberi
tugas serta penjelasan secara rutin tentang pekerjaan
·
Menjelaskan
semua kebijakan yang sudah ditetapkan
2.4 Controlling
(Fungsi Pengendalian / Pengawasan)
Fungsi pengendalian
adalah upaya untuk menilai suatu kinerja yang berpatokan kepada standar yang
telah dibuat, juga melakukan perbaikan apabila memang dibutuhkan. Kegiatan pada
fungsi pengendalian misalnya:
·
Mengevaluasi
keberhasilan dan target dengan cara mengikuti standar indikator yang sudah
ditetapkan
·
Melakukan
klarifikasi dan koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan
·
Memberi
alternatif solusi yang mungkin bisa mengatasi masalah yang terjadi.
3. Struktur
Organisasi Fungsional, dan Divisional
3.1
Fungsional
Organisasi
fungsional adalah suatu organisasi dimana wewenang dari pimpinan tertinggi
dilimpahkan kepada kepala bagian yang mempunyai jabatan fungsional untuk
dikerjakan kepada para pelaksana yang mempunyai keahlian khusus. Struktur
organisasi fungsional diciptakan oleh F.W.Taylor.
v
Keunggulan
Fungsional
ü
Penggunaan
sumberdaya yang efisien, skala ekonomis
ü
Spesialisasi
keterampilan yang mendalam dan pengembangan
ü
Kemajuan
karier dalam departemen fungsional
ü
Panduan
dan pengendalian dari manajemen Puncak
ü
Koordinasi
yang luar biasa dalam fungsi-fungsi
ü
Pemecahan
masalah teknikal yang berkualitas
v
Kelemahan
Fungsional
ü
Komunikasi
lintas departemen fungsional yang buruk
ü
Tanggapan
lambat yang diberikan pada perubahan lingkungan, ketinggalan inovasi
ü
Keputusan
terkonsentrasi pada hirarki puncak, menciptakan penundaan
ü
Tanggung
jawab bagi masalah yang muncul sulit ditunjukkan secara tepat
ü
Pandangan
terbatas mengenai sasaran organisasi dari pada karyawan
ü
Pelatihan
manajemen umum yang terbatas bagi karyawan
3.2 Divisional
Departemen
dikelompokkan ke dalam divisi mandiri terpisah berdasarkan pada kesamaan
produk, program, atau daerah geografis. Perbedaan keterampilan merupakan dasar
departementalisasi, dan bukannya kesamaan keterampilan
v
Keunggulan
Divisional
ü
Cepat
tanggap, fleksibilitas pada lingkungan yang tidak stabil
ü
Memperhatikan
kebutuhan konsumen
ü
Koordinasi
yang luar biasa lintas departemen fungsional
ü
Pembebanan
tanggung jawab yang jelas bagi permasalahan produk
ü
Penekanan
terhadap keseluruhan produk dan tujuan divisional
ü
Pengembangan
keterampilan manajemen umum
v
Kelemahan
Divisional
ü
Duplikasi
sumberdaya lintas divisi
ü
Kurang
pendalaman teknis dan spesialisasi dalam divisi-divisi
ü
Koordinasi
yang buruk lintas divisi
ü
Kurangnya
kendali sumberdaya menajemen puncak
ü
Kompetesi
untuk sumberdaya perusahaan
4. Contoh
Kasus Organisasi Struktur Fungsional, dan Divisional.
4.1 Kasus Struktur Fungsional
Berikut adalah tugas dari
masing-masing bagan:
1.
Manajer
: Memiliki tanggung jawab pada satu bagian fungsional perusahaan atau organisasi
saja dan tidak ikut campur pekerjaan fungsional pada bagian lain.
2.
Supervisor
: Melakukan supervisi terhadap para staf pelaksanan rutinitas aktivitas bisnis
perusahaan sehari-hari. Supervisor adalah level kepemimpinan yang tidak boleh
membuat kebijakan yang bersifat strategis, tapi hanya menerjemahkan dan
meneruskan kebijakan strategis atasannya kepada para bawahan untuk dikerjakan
secara efektif dan produktif.
3.
Sekertaris:
Tugas-tugas yang biasa digunakan antara lain sebagai berikut :
-
Membuka
surat
-
Menerima
dikte
-
Menerima
Tamu
-
Menerima
Telepon
4.
Administrasi:
Melaksanakan kegiatan pelayanan kantor, penyediaan fasilitas dan layanan
administrasi perkantoran, sesuai ketentuan yang berlaku untuk mendukung
kelancaran operasional perusahaan.
5.
Editor:
Melakukan pengeditan atau penyuntingan suatu naskah
6.
Proofreader:
Orang yang bekerja untuk membaca ulang teks untuk mendeteksi dan mengoreksi
kesalahan menulis.
7.
Penulis:
Membuat cerita atau menyusun rangkaian kalimat-kalimat menjadi sebuah
pernyataan ataupun cerita.
8.
Desain
Sampul: Mendesain cover untuk sebuah buku yang akan dibuat.
4.2 Contoh kasus Organisasi Divisional.
Contoh perusahaan
yang menggunakan struktur divisional, yaitu: Wal-Mart Stores, Inc, yang
merupakan perusahaan Amerika Serikat yang mengoperasikan jaringandepartment
store. Menurut Fortune Global 500 2008, Wal-Mart adalah perusahaan publik
terbesar di dunia berdasarkan pendapatan. Perusahaan ini menggunakan struktur
divisional dimana ketika mengembangkan berbagai produk baru dalam industri dan
pasar yang berbeda, biasanya perusahaan mengubah strukturnya menjadi struktur
organisasi yang terdiri dari beberapa divisi. Tiap-tiap divisi dapat beroperasi
sendiri-sendiri dibawah pengarahan seorang manajer divisi yang bertanggungjawab
langsung kepada CEO. Dalam struktur organisasi divisional, manajer divisi dapat
mengembangkan strategi untuk masing-masing divisinya dan mungkin saja mereka
menghadapi persaingan yang berbeda dengan divisi lainnya sehingga strategi yang
ditempuh mungkin juga berbeda dengan divisi lainnya.
B. ACTUATING
1.
Actuating
Dalam Manajemen
Dari seluruh rangkaian
proses manajemen, pelaksanaan (actuating) merupakan fungsi manajemen yang
paling utama. Dalam fungsi perencanaan dan pengorganisasian lebih banyak
berhubungan dengan aspek-aspek abstrak proses manajemen, sedangkan fungsi
actuating justru lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung
dengan orang-orang dalam organisasi.
Dalam
hal ini, George R. Terry (1986) mengemukakan bahwa actuating merupakan usaha
menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa hingga mereka
berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan dan sasaran
anggota-anggota perusahaan tersebut oleh karena para anggota itu juga ingin
mencapai sasaran-sasaran tersebut.
Dari
pengertian di atas, pelaksanaan (actuating) tidak lain merupakan upaya untuk
menjadikan perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan
dan pemotivasian agar setiap karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara
optimal sesuai dengan peran, tugas dan tanggung jawabnya. Dalam hal ini, George
R. Terry (1986) mengemukakan bahwa actuating merupakan usaha menggerakkan
anggota-anggota kelompok sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan
berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan dan sasaran anggota-anggota
perusahaan tersebut oleh karena para anggota itu juga ingin mencapai
sasaran-sasaran tersebut.
2.
Pentingnya Actuating dalam
Manajemen
Fungsi actuating lebih
menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan orang-orang dalam
organisasi. Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang berarti bila
tidak diikuti dengan penggerakan seluruh potensi sumber daya manusia dan
nonmanusia pada pelaksanaan tugas. Semua sumber daya manusia yang ada harus
dioptimalkan untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi. Setiap SDM
harus bekerja sesuai dengan tugas, fungsi dan peran, keahlian dan kompetensi
masing-masing SDM untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi yang
telah ditetapkan.
3.
Prinsip Actuating dalam
Manajemen
Pengarahan merupakan
hubungan manusia dalam kepemimpinan yang mengikat para bawahan agar bersedia
mengerti dan menyumbangkan tenaganya secara etektit serta efisien dalam
pencapaian tujuan suatu organisasi. Di dalam manajemen, pengarahan ini bersifat
sangat kompleks karena disamping menyangkut manusia juga menyangkut berbagai
tingkah laku dari manusia-manusia itu sendiri. Manusia dengan
berbagai tingkah lakunya yang berbeda-beda. Ada beberapa prinsip yang dilakukan
oleh pimpinan perusahaan dalam melakukan pengarahan yaitu :
1.
Prinsip mengarah
kepada tujuan
2.
Prinsip keharmonisai
dengan tujuan
3.
Prinsip kesatuan
komando
Referensi :
anahuraki.lecture.ub.ac.id/files/2012/12/Bab.-14-Perancangan-Struktur.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30982/4/Chapter%20II.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30982/4/Chapter%20II.pdf