PSIKOTERAPI
Tugas Softskill 4
Kelas : 3PA17
Nama Anggota Kelompok :
Asrida Farahmawati
(1D514127)
Natasya Aristyani Zega (17514831)
Rekha Amallia Gusman (19514017)
Venta Oktavia Tilukay (1A514990)
Natasya Aristyani Zega (17514831)
Rekha Amallia Gusman (19514017)
Venta Oktavia Tilukay (1A514990)
REVIEW
FILM
Judul
: A Beautiful Mind
Rilis
:
Tahun 2001
Tokoh
: Russel Crowe sebagai John Nash
Film
A Beautiful Mind menggambarkan kisah perjuangan seorang ahli matematika genius asal
Amerika yang belajar di Universitas Princeton
yang bernama John Forbes Nash, yang berhasil menciptakan konsep ekonomi yang
kini dijadikan sebagai dasar dari teori ekonomi kontemporer. Selama Perang
Dingin berlangsung, Nash mengidap schizophrenia yang membuatnya hidup dalam
halusinasi dan selalu dibayangi ketakutan hingga ia harus berjuang keras untuk
sembuh dan meraih hadiah Nobel tahun 1994, kala ia memasuki usia senja.
Kisah
dibuka dengan Nash muda di tahun 1948 yang memulai hari-hari pertama kuliahnya
di universitas bergengsi, Princeton University. Sejak awal, Nash -lelaki
sederhana dari dusun Virginia digambarkan sebagai pribadi penyendiri, pemalu,
rendah diri, introvert sekaligus aneh. Aku tak terlalu suka berhubungan dengan
orang dan rasanya tak ada orang yang menyukaiku, ujar Nash berkali-kali. Di
balik segala kekurangannya, Nash juga digambarkan sebagai laki-laki arogan yang
bangga akan kepandaiannya. Ini ditunjukkannnya dengan cara menolak mengikuti kuliah
yang dianggapnya hanya menghabiskan waktu dan membuat otak tumpul. Sebagai
gantinya, Nash lebih banyak meluangkan waktu di luar kelas demi mendapatkan ide
orisinal untuk meraih gelar doktornya dan diterima di pusat penelitian
bergengsi, Wheeler Defense Lab di MIT.
Di
tengah persaingan ketat, Nash mendapat teman sekamar yang sangat memakluminya,
Charles Herman yang memiliki keponakan seorang gadis cilik Marcee. Nash yang
amat terobsesi dengan matematika-sampai-sampai menulis berbagai rumus di kaca
jendela kamar dan perpustakaanakhirnya secara tak sengaja berhasil menemukan
konsep baru yang bertentangan dengan teori bapak ekonomi modern dunia, Adam
Smith. Konsep inilah yang dinamakannya dengan teori keseimbangan, yang
mengantarkannya meraih gelar doktor. Mimpi Nash menjadi kenyataan. Tak hanya
meraih gelar doktor, ia berhasil diterima sebagai peneliti dan pengajar di MIT.
Hidup
Nash mulai berubah ketika ia diminta Pentagon memecahkan kode rahasia yang
dikirim tentara Sovyet. Di sana, ia bertemu agen rahasia William Parcher. Dari
agen rahasia ini, ia diberi pekerjaan sebagai mata-mata. Pekerjaan barunya ini
membuat Nash terobsesi sampai ia lupa waktu dan hidup di dunianya sendiri.
Adalah
Alicia Larde, seorang mahasiswinya yang cantik, yang membuatnya sadar bahwa ia
juga membutuhkan cinta. Ketika pasangan ini menikah, Nash justru semakin parah
dan merasa terus berada dalam ancaman bahaya gara-gara pekerjaannya sebagai
agen rahasia. Nash semakin hari semakin terlihat aneh dan ketakutan, sampai
akhirnya ketika ia sedang membawakan makalahnya di sebuah seminar di Harvard,
Dr Rosen seorang ahli jiwa menangkap dan membawanya ke rumah sakit jiwa. Dari
situlah terungkap, Nash mengidap paranoid schizophrenia. Beberapa kejadian yang
dialami Nash selama ini hanya khayalan belaka. Tak pernah ada teman sekamar,
Herman dan keponakannya yang menggemaskan, Marcee ataupun Parcher dengan proyek
rahasianya.
Untungnya,
Alicia adalah seorang istri setia yang tak pernah lelah memberi semangat pada
suaminya. Dengan dorongan semangat serta cinta kasih yang tak pernah habis dari
Alicia, Nash bangkit dan berjuang melawan penyakitnya.
ü
Kajian Film “A Beautiful Mind” dalam
Psikologi.
Dilihat dari situasi yang terdapat pada film “A
Beautiful Mind”, terdapat beberapa permasalahan yang berkaitan dengan Psikologi.
Beberapa permasalahan tersebut adalah :
1.
Ciri-ciri
gangguan schizophrenia
2.
Jenis-jenis
gangguan schizophrenia
3.
Penyebab
terjadinya gangguan schizophrenia
4.
Terapi
atau pengobatan untuk penderita schizophrenia
ü Berikut
adalah pembahasan mengenai permasalahan di atas :
Skizofrenia
pertama kali diberi nama sebagai dementia
praecox pada tahun 1899 oleh Emil Kraeplin dikarenakan fokus utama dalam
penyakit ini adalah kemunduran tingkat intelektual seseorang. Namun diganti
menjadi skizofrenia oleh Eugen Bleuer pada tahun 1989 karena penyakit ini menunjukan
terpecahnya antara pikiran, emosi dan perilaku penderita. Menurut Jim Van Os
(2009) pada Jurnal of Medical Science mengatakan bahwa :
“Schizophrenia
does not just affect mental health; patients with a diagnosis of schizophrenia
die 12-15 years before the average population, with this mortality difference
increasing in recent decades. Thus, schizophrenia causes more loss of lives
than do most cancers and physical illnesses.”
ü Ciri-ciri
gangguan skizofrenia
Menurut Gerald C Davison (2014) dalam
Psikologi Abnormal edisi ke sembilan, schizophrenia memiliki ciri-ciri yang
digolongkan menjadi beberapa kategori
yaitu simptom positif, simptom negatif, disorganisasi dan simptom lain.
Pada film tersebut, Nash memperlihatkan
beberapa ciri-ciri penderita skizofrenia seperti :
1.
Simptom Positif
Simptom ini mencakup
hal-hal yang berebihan dan distorsi, seperti halusinasi dan delusi. Pada Nash,
delusi dan halusinasi terdapat pada dirinya yang awalnya tidak disadarinya.
Halusinasi yang muncul adalah Charles Herman sebagai teman sekamarnya, Marcee
sebagai keponakan dari Charles Herman dan William Parcher sebagai kepala divisi
mata-mata di Pentagon. Delusi Nash juga muncul akibat dari William Parcher,
delusi yang muncul adalah Nash mengira dirinya adalah seorang mata-mata.
2.
Simptom Negatif
Menurut
Sebastian Walter (2012) dalam Jurnal of Neuropsychobiology mengatakan simptom negatif schizophrenia mencakup berbagai
defisit behavioral, seperti avolition,
alogia, anhedonia, afek datar, dan asosialitas.
·
Avolition
Apati atau avolition
merupakan kondisi kurangnya energi dan ketiadaan minat atau ketidakmampuan
untuk tekun melakukan apa yang biasanya merupakan aktifitas rutin seperti
berdandan, mandi, menyisir rambut, dll. Pada kasus ini, Nash tidak
memperlihatkan adanya avolition pada dirinya.
·
Alogia
Alogia dapat terwujud
dalam beberapa bentuk seperti, miskin percakapan, jumlah total pecakapan sangat
jauh berkurang. Pada kasus ini, Nash memperlihatkan adanya alogia pada dirinya
seperti pada bagian ketika Nash ingin merayu wanita akan tetapi dia tidak
melakukan hal yang seharusnya dilakukan.
·
Anhedonia
Anhedonia adalah
ketidakmampuan untuk merasakan kesenangan. Ini tercermin dalam kurangnya minat
dalam berbagai aktifitas rekreasional, gagal untuk mengembangkan hubungan dekat
dengan orang lain, dan kurangnya minat dalam hubungan seks. Pada kasus ini,
Nash memperlihatkan beberapa kurangnya minat dalam berbagai aktifitas seperti
masuk dalam kelas sewaktu ia kuliah di Princeton, gagal untuk mengembangkan
hubungan dekat dengan orang lain sewaktu Nash pertama kali masuk di Princeton
dan gagal menjalin hubungan dengan teman-temannya yang lain.
·
Afek
datar
Ketidakadanya repson
emosional akibat stimulus yang ada seperti mata kosong, otot wajah kendur dan
mata mereka tidak hidup. Pada kasus ini, beberapa kali Nash memperlihatkan afek
datar.
·
Asosialitas
Ketidakmampuan parah
dalam hubungan sosial. Ini ditunjukan oleh Nash pada keseluruhan filmnya, Nash
hanya dapat bergaul pada sedikit orang saja.
3.
Disorganisasi
Simptom-simptom
disorganisasi mencakup disorhanisasi pembiacaran dan perilaku aneh (bizzare).
·
Disorganisasi
pembicaraan
Dikenal sebagai
gangguan berpikir formal, disorganisasi pembicaraan merujuk pada masalah dalam
merngorganisasi berbagai pemikiran dan dalam berbicara sehingga pendengar dapat
memahaminya. Pada kasus ini, Nash memperlihatkan disorganisasi pembicaraan pada
saat dia sedang ditantang untuk bermain catur igo.
·
Perilaku
Aneh (bizzare)
Perilaku aneh terwujud
dalam banyak bentuk seperti penderita dalam meledak dalam kemarahan atau
konfrontasi singkat yang tidak dapat dimengerti, memakai pakaian yang tidak
biasa, bertingkah laku seperti anak-anak atau dengan gaya yang konyol,
menyimpan makanan, mengumpulkan sampah, atau perilaku seksual yang tidak pantas
seperti melakukan masturbasi di depan umum. Mereka tampak kehilangan kemampuan
untuk mengatur perilaku mereka dan menyesuaikannya dengan berbagai standar
masyarakat. Meeka juga mengalami kesulitan melakukan tugas-tugas sehari-hari
dalam hidup. Pada kasus ini, Nash memperlihatkan adanya perliaku aneh ketika
dia sedang minum bersama teman sekamarnya Charles dan Nash sempat meledak dalam
kemarahan dan juga ketika ia frustasi pada ide yang tidak muncul.
4.
Simptom Lain
Dalam Psikologi
Abnormal Edisi ke Sembilan, dijelaskan bahwa ada beberapa simptom lain
schizophrenia yang tidak termasuk dalam ketiga kategori diatas akan tetapi
ditunjukan oleh penderita schizophrenia adalah katatonik dan afek yang tidak
sesuai.
·
Katatonik
Beberapa abnormalitas
motorik menjadi ciri katatonia seperti adanya gerakan yang berulang,
menggunakan urutan yang aneh dan kadang kompleks antara gerakan jari, tangan
dan lengan yang sering kali tampaknya memiliki tujuan tertentu dan gerakan yang
membeku pada seluruh tubuh penderita dalam jangka waktu yang sangat lama. Nash
memperlihatkan adanya gerakan katatonik berulang dan gerakan kompleks antara
jari, tangan dan lengan ketika ia sedang mencoba menjelaskan sesuatu.
·
Afek
yang tidak sesuai
Beberapa penderita
schizophrenia memiliki afek yang tidak sesuai. Respon yang ditunjukan oleh
penderita terkadang tidak sesuai dengan stimulus yang diberikan seperti ketika
mendapat berita duka, penderita bisa tertawa atau ketika mendengar lelucon,
penderita bisa menangis atau marah tanpa alasan yang jelas. Pada simptom ini,
Nash tidak menunjukan adanya afek yang tidak sesuai pada dirinya.
Terapi
atau pengobatan pada skizofrenia
Beberapa metode terapi
yang digunakan untuk para penderita schizophrenia masih banyak diteliti untuk
tingkat efektifitasnya. Walaupun hingga saat ini, metode yang digunakan masih
diteliti akan tetapi metode saat ini sudah jauh lebih baik ketimbang metode-metode
awal yang digunakan oleh para psikiater. Menurut Howard Lewine (2009) dalam
Jurnal of Medical Science mengatakan
“Recent evidence suggests that combination
therapy is best. This would include medicine, individual and group therapy, and
community services.”
Metode-metode tersebut menggunakan
beberapa pendekatan antara lain pendekatan biologis dan pendekatan psikologis.
1. Pendekatan
Biologis
·
Terapi
Kejut dan Psychosurgery
Pada awal tahun 1930,
Sekel mempublikasikan praktek koma insulin yang mengklaim bahwa ¾ pasiennya
dinyatakan mengalami perbaikan signifikan, akan tetapi temuan ini tidak
didukung oleh peneliti lain yang akhirnya ditinggalkan. Pada tahun 1938,
Cerletti dan Bini menciptakan Electricshock
Theraoy (ECT) yang juga terbukti memiliki efektivitas minimal. Pada tahun
1935, Moniz, seorang psikiater berkebangsaan Portugis memperkenalkan lobotomi prefrontalis, suatu prosedur
pembedahan pada bagian otak yang membuang bagian-bagian yang menghubungkan
lobus frontalis dengan pusat otak bagian bawah. Pada awal laporan mengklaim
bahwa terapi ini memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi. Para penderita yang
tidak hanya didiagnosis menderita schizophrenia juga dilakukan terapi ini
seperti pasien yang memiliki perilaku agresif yang tinggi. Namun efek dari terapi
ini adalah banyak pasien yang menjadi tumpul, tidak bertenaga dan sangat
kehilangan berbagai kemampuan kognitif mereka yang tidak mengherankan melihat
adanya pembuangan bagian otak mereka yang diyakini memiliki tanggung jawab
terhadap pikiran dan oleh karena salah satu sebab ini akhirnya praktek terapi
ini ditinggalkan.
·
Terapi
Obat
Perkembangan terpenting
dalam terapi untuk schizophrenia adalah penemuan obat-obatan pada tahun 1950-an
yang secara kolektif disebut sebagai obat-obatan
antipsikotik, yang juga dikenal sebagai neuroleptik
karena menimbulkan efek samping yang sama dengan simptom penyakit neurologis.
Salah satu obat antpsikotik yang paling sering diresepkan adalah fenothiazin yang pertama kali dikenalkan
oleh ahli kimia berkebangsaan Jerman di akhir abad ke 19. Seiring
perkembangannya, obat ini berganti-ganti
dengan efek yang sama. Efek samping yang diakibatkan oleh obat
tradisional umumnya adlaah pusing, penglihatan kabur, tidak bisa tenang dan
disfungsi seksual. Selain itu masih banyak terdapat efek samping yang
mengganggu yang disebut efek samping
ekstrapiramidal. Efek samping ini mirip dengan simptom yang ditunjukan oleh
para penderita parkinson yaitu tremor pada jari, langkah yang terseret dan
berliur. Pada beberapa kasus yang parah, seluruh motorik penderita tidak dapat
dikendalikan dan terjadi sekitar 10 – 20% penderita yang ditangani dengan
antipsikotik dalam waktu lama.
·
Terapi
Obat terbaru
Terapi obat modern ini
mulai berkembang ketika diperkenalkannya klozapin
bagi penderita yang tidak merepsons dengan baik obat-obat antipsikotik
tradisional dan mengurangi simptom positif yang lebih baik dibanging obat
antipsikotik tradisional. Meski belum diketahui secara pasti efek dari
klozapin, namun kita mengetahui bahwa klozapin berdampak besar terhadap
reseptor serotonin. Namun obat ini menimbulkan efek yang serius yaitu penurunan
sistem imun pada sejumlah kecil pasien dengan menurunkan sel darah putih
sehingga pasien rentan terhadap infeksi dan bahkan kematian.
2. Pendekatan
Psikologis
Para profesional,
pasien dan keluarga mulai menyadari bahwa salah satu ciri utama dalam
schizophrenia adalah disabilitas kognitif dan karena alasan ini, pendekatan
psikologis mulai mendapat perhatian yang serius untuk menangani pasien
schizophrenia.
·
Terapi
Psikodinamika
Terapi ini pertama kali
dipelopori oleh Harry Stack Sullivan di rumah sakit Sheppard dan Enoch Pratt di
Towson yang dilaporkan sangat berhasil. Meskipun sangat banyak klaim
keberhasilan yang disampaikan atas berbagai analisis yang dilakukan oleh
Sullivan dan Fromm-Reichmann, pengamatan teliti terhadap pasien yang mereka
tangani menunjukan banyak diantara mereka yang hanya mengalami gangguan ringan
dan mungkin bahkan tidak didiaagnosis skizofrenik berdasarkan kiteria DSM-IV-TR
yang sangat ketat bagi gangguan ini. Oleh karena itu pada tahun 1963 dan 1976
di New York Psychiatric Institute menunjukan bahwa pendekatan analitis sangat
tidak berhasil bagi para pasien schizophrenia
·
Pelatihan
Ketrampilan Sosial
Pelatihan ini
menekankan dirancang agar para penderita schizophrenia dapat berhasil dalam
berbagai situasi interpersonalyang sangat beragam seperti memesan makanan di
restoran, membaca jadwal perjalanan bis yang sebagian besar diantara kita
dilakukan begitu saja dan hampir tidak pernah kita pikrkan dalam kehidupan
sehari-hari. Metode ini menggunakan kombinasi dari permainan peran, modeling
dan penguatan positif yang menghasilkan perbaikan yang signifikan pada pasien.
·
Terapi
Keluarga dan Mengurangi Ekspresi Emosi
Terapi ini muncul
akibat adanya persoalan setelah pasien kembali ke keluarga dan berhubungan
dengan kekambuhan yang mengakibatkan pasien dirawat kembali di rumah sakit. Beberapa
panduan mengenai terapi ini adalah sebagai berikut :
Ø
Edukasi
tentang schizophrenia, terutama biologis yang mempredisposisi seseorang
terhadap penyakit tersebut, berbagai masalah kognitif yang melekat dengan
schizophrenia simtom-simtomnya, dan tanda-tanda akan terjadinya kekambuhan.
Ø
Informasi
tentang dan pemantauan berbagai efek pengobatan antipsikotik
Ø
Menghindari
saling menyalahkan-terutama, mendorong keluarga untuk tidak menyalahakan diri
sendiri maupun pasien atas penyakit tersebut dan atas semua kesulitan yang
dialami seluruh keluarga dalam menghadapi penyakit tersebut
Ø
Memperbaiki
komunikasi dan ketrampilan penyelesaian masalah dalam keluarga
Ø
Mendorong
pasien dan keluarganya untuk memperluas kontak sosial mereka
Ø
Menanamkan
sebentuk harapan bahwa segala sesuatu dapat berjalan lebih baik
·
Terapi
Kognitif-Behavioral
Sebelumnya diasumsikan
bahwa tidak ada gunanya mencoba mengubah berbagai distorsi kognitif, termasuk
delusi pada penderita schizophrenia. Meskipun demikian, suatu literatur klinis
dan eksperimental yang sedang berkembang dewasa ini menunjukan bahwa bergai
keryakinan maladaptif pada beberapa pasien kenyataanya dapat diubah dengan
berbagai intervensi kognitif-behavioral.
·
Terapi
Personal
Terapi ini merupakan
suatu pendekatan kognitif-behavioral berspektrum luas terhadap multiplisitas
masalah yang dialami para pasien schizophrenia yang telah keluar dari rumah
sakit. Terapi ini memfokuskan kepada pasien dalam penuruan EE (ekspresi emosi)
yang dialaminya. Tujuan dari terapi ini adalah mengajarkan keterampilan coping
internal pada pasien, berbagai cara baru dalam berpikir tentang dan
mengendalikan berbagai reaksi afektif terhadap tantangan apapun yang terdapat
di lingkungannya.
·
Terapi
Retribusi
Istilah yang digunakan
terapi ini adalah “manajemen kritisisme dan penyelesaian konflik”. Istilah
tersebut merujuk pada cara menghadapi umpan balik negatif dari orang lain dan
cara menyelesaikan berbagai konflik interpersonal yang merupakan bagian tak
terhindarkan dalam berhubungan dengan orang lain. Mengajari pasien keterampilan
penyelesaian masalah sosial merupakan bagian dari elemen terapi ini.
Ketika Nash didiagnosa
oleh psikiater bahwa ia mengidap skizofrenia, Nash dirawat di Rumah Sakit Jiwa
dengan penanganan khusus. Penanganan pertama pada Nash adalah ECT (Electricshock Terapy). Setelah menjalani
ECT, Nash dirawat dirumah dengan syarat harus menjalani pengobatan dengan cara
farmatokologi. Obat yang diberikan Nash pada saat itu adalah antipsikotik yang
hanya menghambat kinerja dophamin agar tidak lagi mengalami delusi dan
halusinasi. Efek samping dari pengobatan ini adalah menurunnya tingkat
konsentrasi, gairah seksual dan menghambat proses berfikir.
Karena terapi dengan
obat ini mengakibatkan retaknya hubungan keluarga Nash, maka Nash memutuskan
untuk berhenti meminum obatnya dan mengakibatkan gangguan skizofrenia kembali
lagi. Setelah mengalami konflik yang cukup hebat. Alicia juga memerankan peran seorang istri yang sangat setia dan selalu mendukung Nash, akhirnya istri Nash setuju
bahwa terapi sosial harus dijalaninya. Nash menerima rasa empati, rasa
penerimaan yang mengakibatkan dirinya dapat kembali lagi ke lingkungan
sosialnya hingga akhirnya ia berhasil meraih penghargaan nobel pada usia
senjanya.