“TUGAS SOFTSKILL 4”
Nama :
Venta Oktavia Tilukay
Kelas :
3PA17
Npm :
1A54990
I.
Empowerment, Stress, & Konflik
A.
Pengertian
Empowerment
Pemberdayaan
artinya membuat sesuatu menjadi berdaya atau mempunyai daya atau mempunyai
kekuatan. Pemberdayaan dalam bahasa Indonesia merupakan terjemahan dari empowerment.
Pemberdayaan berarti memampukan (to enable), memberikan kesempatan (to
allow) atau mengizinkan (to permit) melalui inisiatif sendiri
atau yang dipicu oleh orang lain (Mulyadi, 2007).
Pemberdayaan
karyawan adalah pemberian wewenang kepada karyawan untuk merencanakan (planning), mengendalikan
(controlling) dan membuat keputusan atas pekerjaan yang menjadi
tanggungjawabnya, tanpa harus mendapatkan otorisasi secara eksplisit dari
manajer diatasnya (Hansen & Mowen 2007).
B.
Pengertian
Stress
Manuaba (1998)
memberikan definisi sebagai berikut: Stress adalah segala rangsangan atau aksi
dari tubuh manusia baik yang berasal daru luar maupun dari dalam tubuh itu
sendiri yang dapat menimbulkan bermacam-macam dampak yang merugikan mulai dari
menurunnya kesehatan sampai kepada dideritanya suatu penyakit. Dalam kaitannya
dengan pekerjaan, semua dampak dari stress tersebut akan menjurus kepada
menurunnya performansi, efisiensi dan produktifitas kerja yang bersangkutan. Lazarus
dan Folkman, 1984 menyatakan, stres psikologis adalah sebuah hubungan antara
individu dengan lingkungan yang dinilai oleh
individu tersebut sebagai hal yang membebani atau sangat melampaui kemampuan seseorang dan membahayakan
kesejahteraannya.
§ Sumber Stress
Sumber-sumber stress didalam diri seseorang
: Tingkatan stress yang muncul tergantung pada rasa sakit dan umur
inividu (sarafino,1990). Stress juga akan muncul dalam seseorang melalui
penilaian dari kekuatan motivasional yang melawan, bila seseorang mengalami
konflik. Konflik merupakan sumber stress yang utama.
- Sumber-sumber
stress di dalam keluarga : Stress di sini juga dapat bersumber dari interaksi
di antara para anggota keluarga, seperti : perselisihan dalam masalah keuangan,
perasaan saling acuh tak acuh, tujuan-tujuan yang saling berbeda dll. Misalnya
: perbedaan keinginan tentang acara televisi yang akan ditonton, perselisihan
antara orang tua dan anak-anak yang menyetel tape-nya keras-keras, tinggal di
suatu lingkungan yang terlalu sesak, kehadiran adik baru. Khusus pada
penambahan adik baru ini, dapat menimbulkan perasaan stress terutama pada diri
ibu yang selama hamil (selain perasaan senang, tentu), dan setelah kelahiran.
Rasa stress pada ayah sehubungan dengan adanya anggota baru dalam keluarga,
sebagai kekhawatiran akan berubahnya interaksi dengan ibu sebagai istrinya atau
kekhawatiran akan tambahan biaya. Pra orang tua yang kehilangan anak-anaknya
atau pasanganya karena kematian akan merasa kehilangan arti (Sarafino,1990).
- Sumber-sumber stress
didalam komunitas dan lingkungan : interaksi subjek diluar lingkungan keluarga
melengkapi sumber-sumber stress. Contohnya : pengalaman stress anak-anak
disekolah dan di beberapa kejadian kompetitif, seperti olahraga. Sedangkan
beberapa pengalaman stress oang tua bersumber dari pekerjaannya, dan lingkungan
yang stressful sifatnya. Khususnya ‘occupational stress’ telah diteliti secra
luas.
- Pekerjaan
dan stress : Hampir semua orang didalam kehidupan mereka mengalami stress
sehubungan denga pekerjaan mereka. Tidak jarang situasi yang
‘stressful’ ini kecil saja dan tidak berarti, tetapi bagi banyak orang situasi
stress itu begitu sangat terasa dan berkelanjutan didalam jangka waktu yang
lama.
- Stress
yang berasal dari lingkungan : lingkungan yang dimaksud disni adalah lingkungan
fisik, seperti : kebisingan, suhu yang terlalu panas, kesesakan, dan angin
badai (tornado,tsunami). Stressor lingkungan mencakup juga stressor secara
makro seperti migrasi, kerugian akibat teknologi modern seperti kecelakaan lalu
lintas, bencana nuklir (Peterson dkk, 1991) dan faktor sekolah (Graham,1989).
C.
Pengertian Konflik
Menurut Killman dan Thomas (1978), konflik
merupakan kondisi terjadinya ketidakcocokan antar nilai
atau tujuan-tujuan yang ingin dicapai, baik yang ada dalam diri individu maupun
dalam hubungannya dengan orang lain. Kondisi yang telah dikemukakan tersebut
dapat mengganggu bahkan menghambat tercapainya emosi atau stres yang
mempengaruhi efisiensi dan produktivitas kerja
§ Jenis-jenis
Konflik
Konflik mempunyai banyak jenis seperti yang dikatakan James A.F.
Stoner dan Charles Wankel
dikenal ada lima jenis konflik yaitu konflik intrapersonal,
konflik interpersonal, konflik antar
individu dan kelompok, konflik antar kelompok dan konflik antar
organisasi.
1. Konflik Intrapersonal
Konflik intrapersonal adalah konflik seseorang dengan dirinya
sendiri. Konflik terjadi bila pada
waktu yang sama seseorang memiliki dua
keinginan yang tidak mungkin dipenuhi sekaligus bentuk konflik intrapersonal
yaitu :
a.
Konflik pendekatan-pendekatan, contohnya orang yang dihadapkan
pada dua pilihan yang sama
sama menarik.
b. Konflik
pendekatan penghindaran, contohnya orang yang dihadapkan pada duapilihan yang sama
menyulitkan.
2. Konflik Interpersonal
Konflik Interpersonal adalah pertentangan antar
seseorang dengan orang lain karena pertentengan kepentingan atau keinginan.
Maka Hal ini sering terjadi antara dua orang yang berbeda status, jabatan,
bidang kerja dan lain-lain. Konflik interpersonal ini merupakan suatu dinamika
yang amat penting dalam perilaku organisasi.
3. Konflik antar perorangan
Konflik antar perorangan terjadi antara satu
individu dengan individu lain atau lebih. Konflik ini biasanya disebabkan oleh
adanya perbedaan sifat dan perilaku setiap orang dalam organisasi. Hal ini
biasanya pernah dialami oleh setiap anggota organisasi baik hanya dirasakan
sendiri maupun ditunjukkan dengan sikap.
4. Konflik Antar Kelompok
Tingkat lainnya dalam konflik di organisasi adalah
konflik antar kelompok. Seperti diketahui bahwa sebuah organisasi terbentuk
dari beberapa kelompok kerja yang terdiri dari banyak unit. Apabila diantara
unit-unit disuatu kelompok mengalami pertentangan dengan unit-unit dari
kelompok lain maka manajer merupakan pihak yang harus bisa menjadi penghubung
antara keduanya.
5. Konflik antar organisasi
Konflik juga bisa terjadi antara organisasi yang
satu dengan yang lain. Hal ini tidak selalu disebabkan oleh persaingan dari
perusahaan-perusahaan di pasar yang sama. Konflik ini bisa terjadi karena
adanya ketidak cocokan suaut badan terhadap kinerja suatu organisasi.
§ Tahapan-Tahapan Perkembangan kearah terjadinya
Konflik :
1.
Konflik masih tersembunyi (laten) Berbagai macam kondisi emosional yang
dirasakan sebagai hal yang biasa dan tidak dipersoalkan sebagai hal yang
mengganggu dirinya.
2.
Konflik yang mendahului (antecedent condition) Tahap perubahan dari apa yang
dirasakan secara tersembunyi yang belum mengganggu dirinya, kelompok atau
organisasi secara keseluruhan, seperti timbulnya tujuan dan nilai yang berbeda,
perbedaan peran dan sebagainya.
3.
Konflik yang dapat diamati (perceived conflicts) dan konflik yang dapat
dirasakan (felt conflict) Muncul sebagai akibat antecedent condition yang tidak
terselesaikan.
4.
Konflik terlihat secara terwujud dalam perilaku (manifest behavior) Upaya untuk
mengantisipasi timbulnya konflik dan sebab serta akibat yang ditimbulkannya;
individu, kelompok atau organisasi cenderung melakukan berbagai mekanisme
pertahanan diri melalui perilaku.
5. Penyelesaian atau tekanan konflik Pada tahap ini, ada dua tindakan yang perlu diambil terhadap suatu konflik, yaitu penyelesaian konflik dengan berbagai strategi atau sebaliknya malah ditekan.
5. Penyelesaian atau tekanan konflik Pada tahap ini, ada dua tindakan yang perlu diambil terhadap suatu konflik, yaitu penyelesaian konflik dengan berbagai strategi atau sebaliknya malah ditekan.
6.
Akibat penyelesaian konflik Jika konflik diselesaikan dengan efektif dengan
strategi yang tepat maka dapat memberikan kepuasan dan dampak positif bagi
semua pihak. Sebaliknya bila tidak, maka bisa berdampak negatif terhadap kedua
belah pihak sehingga mempengaruhi produkivitas kerja.
§ Contoh
Kasus yang berkaitan dengan stress, dan konflik, berikan juga solusinya .
Contoh
kasus yang saya ambil adalah kasus mengenai diri saya sendiri, saya mengikuti
salah satu organisasi di kampus atau yang sering disebut dengan “Bada Eksekutif
Mahasiswa” khususnya Fakultas Psikologi. Dalam organisasi tersebut tidak jarang
saya menemukan masalah yang seringkali menyebabkan stress pada diri saya
sendiri dan konflik yang mulai muncul dalam organisasi tersebut. Seperti
contohnya saat organisasi yang saya ikuti akan segera mengadakan satu event
besar yang melibatkan 400 peserta, seorang gueststar dan membutuhkan dana yang
tidak sedikit, setiap panitia mempunyai tanggung jawab besar yang harus
dipenuhi, demi kelancaran acara panitia yang juga masih berstatus mahasiswa
aktif harus rela dan secara tepat membagi waktu dan tenaganya. Tidak jarang
saya mengalami distress pribadi dikarenakan tuntutan perkuliahan dengan
tanggung jawab dalam organisasi. Namun saya tetap mendahulukan nilai dan
kegiatan akademik.stress yang muncul bisa dikarenakan karena banyaknya tugas
yang terbengkalai akibat kegiatan non akademik yang saya ikuti, bisa juga
sebaliknya tuntutan tanggung jawab dalam berorganisasi menjadi sangat
terabaikan dikarenakan tugas kuliah, dan kegiatan/rutinitas pribadi yang menjadi
halangan. Konflik mulai muncul apabila kedua tuntutan ini tidak berjalan
seimbang. adanya kesalahan pahaman yang sering muncul diantara panitia yang
satu dengan yang lainnya, adanya perdebatan, dipanggil dosen, jarang absen, dan
telat mengumpulkan tugas. Disini saya harus dengan baik membagi waktu, dan peran
dari seorang pemimpin sangat dibutuhkan guna menimbang masalah yang terjadi,
memebri pengertian, dan dukungan,
Solusi yang diharapkan berguna bagi
suatu organisasi.
1. Suatu organisasi lebih baik menggunakan gaya
kepemimpinan yang tepat bagi organisasinya. Bukan hanya mementingkan keuntungan
atau kepentingan segelintir pemimpinorganisasi, melainkan memperhatikan dan
mementingkan juga kepentingan anggota/ pegawainya sehingga konflik dalam
pekerjaan bisa dihindarkan.
2. Meningkatkan
motivasi dalam bekerja bukan hanya dapat dilakukan dengan sebatas material,
melainkan dari segi afeksi adalah hal yang paling berpengaruh. Dengan perhatian
pemimpin menyangkut kinerja pegawai dan memberikan reward akan meningkatkan
kepuasan kerja pada diri pegawai yang berujung pada meningkatnya motivasi
pegawai dalam bekerja.
II.
Komunikasi
dan Manajemen.
A.
Definisi
komunikasi
Istilah
komunikasi berasal dari kata Latin Communicare atau Communis yang berarti sama
atau menjadikan milik bersama. Kalau kita berkomunikasi dengan orang lain,
berarti kita berusaha agar apa yang disampaikan kepada orang lain tersebut
menjadi miliknya.
Beberapa
definisi komunikasi adalah:
1.
Komunikasi adalah kegiatan pengoperan lambang yang mengandung arti atau makna
yang perlu dipahami bersama oleh pihak yang terlibat dalam kegiatan komunikasi
(Astrid).
2. Komunikasi adalah kegiatan perilaku atau kegiatan penyampaian pesan atau informasi tentang pikiran atau perasaan (Roben.J.G).
2. Komunikasi adalah kegiatan perilaku atau kegiatan penyampaian pesan atau informasi tentang pikiran atau perasaan (Roben.J.G).
3.
Komunikasi adalah sebagai pemindahan informasi dan pengertian dari satu orang
ke orang lain (Davis, 1981).
B. Proses Komunikasi
Komunikasi merupakan suatu proses yang
mempunyai kompenen dasar sebagai berikut:
a. Pengirim pesan
b. Penerima pesan
c. Pesan
Semua manajer melibatkan proses
komunikasi. Proses komunikasi dapat dilihat pada skema dibawah ini:
Diagram 1 : Proses Komunikasi
a. Pengirim pesan (sender) dan isi
pesan/materi
Pengirim pesan adalah orang yang
mempunyai ide untuk disampaikan kepada seseorang dengan harapan dapat dipahami
oleh orang yang menerima pesan sesuai dengan yang dimaksudkannya. Pesan adalah
informasi yang akan disampaikan atau diekspresikan oleh pengirim pesan. Pesan
dapat verbal atau non verbal dan pesan akan efektif bila diorganisir secara
baik dan jelas.
Materi pesan dapat berupa :
Materi pesan dapat berupa :
- Informasi
- Ajakan
- Rencana kerja
- Pertanyaan dan sebagainya
- Simbol atau Isyarat
Pada tahap ini pengirim pesan membuat
kode atau simbol sehingga pesannya dapat dipahami oleh orang lain. Biasanya seorang
manajer menyampaikan pesan dalam bentuk kata-kata, gerakan anggota badan,
(tangan, kepala, mata dan bagian muka lainnya). Tujuan penyampaian pesan adalah
untuk mengajak, membujuk, mengubah sikap, perilaku atau menunjukkan arah
tertentu.
- Media atau Penghubung
- Media atau Penghubung
Adalah alat untuk penyampaian pesan
seperti ; TV, radio surat kabar, papan pengumuman, telepon dan lainnya.
Pemilihan media ini dapat dipengaruhi oleh isi pesan yang akan disampaikan,
jumlah penerima pesan, situasi dan sebagainya.
- Mengartikan kode atau Isyarat
Setelah pesan diterima melalui indera
(telinga, mata dan seterusnya) maka si penerima pesan harus dapat mengartikan
simbul/kode dari pesan tersebut, sehingga dapat dimengerti atau dipahaminya.
b. Penerima Pesan
b. Penerima Pesan
Penerima pesan adalah orang yang dapat
memahami pesan dari sipengirim meskipun dalam bentuk code/isyarat tanpa
mengurangi arti pesan yang dimaksud oleh pengirim.
- Balikan (feedback)
Balikan adalah isyarat atau tanggapan
yang berisi kesan dari penerima pesan dalam bentuk verbal maupun nonverbal.
Tanpa balikan seorang pengirim pesan tidak akan tahu dampak pesannya terhadap
sipenerima pesan Hal ini penting bagi manajer atau pengirim pesan untuk
mengetahui apakah pesan sudah diterima dengan pemahaman yang benar dan tepat.
Balikan dapat disampaikan oleh penerima pesan atau orang lain yang bukan
penerima pesan. Balikan yang disampaikan oleh penerima pesan pada umumnya
merupakan balikan langsung yang mengandung pemahaman atas pesan tersebut dan
sekaligus merupakan apakah pesan itu akan dilaksanakan atau tidak. Balikan yang
diberikan oleh orang lain didapat dari pengamatan pemberi balikan terhadap
perilaku maupun ucapan penerima pesan. Pemberi balikan menggambarkan perilaku
penerima pesan sebagai reaksi dari pesan yang diterimanya. Balikan bermanfaat
untuk memberikan informasi, saran yang dapat menjadi bahan pertimbangan dan
membantu untuk menumbuhkan kepercayaan serta keterbukaan diantara komunikan,
juga balikan dapat memperjelas persepsi.
- Gangguan
Gangguan bukan merupakan bagian dari proses
komunikasi akan tetapi mempunyai pengaruh dalam proses komunikasi, karena pada
setiap situasi hampir selalu ada hal yang mengganggu kita. Gangguan adalah hal
yang merintangi atau menghambat komunikasi sehingga penerima salah menafsirkan
pesan yang diterimanya.
C.
Hambatan Komunikasi
ü Hambatan
dari Proses Komunikasi
Hambatan dari pengirim pesan, misalnya
pesan yang akan disampaikan belum jelas bagi dirinya atau pengirim pesan, hal
ini dipengaruhi oleh perasaan atau situasi emosional.
Hambatan dalam penyandian atau simbol. Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang dipergunakan tidak jelas sehingga mempunyai arti lebih dari satu, simbol yang dipergunakan antara si pengirim dan penerima tidak sama atau bahasa yang dipergunakan terlalu sulit.
Hambatan media, adalah hambatan yang terjadi dalam penggunaan media komunikasi, misalnya gangguan suara radio dan aliran listrik sehingga tidak dapat mendengarkan pesan.
Hambatan dalam penyandian atau simbol. Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang dipergunakan tidak jelas sehingga mempunyai arti lebih dari satu, simbol yang dipergunakan antara si pengirim dan penerima tidak sama atau bahasa yang dipergunakan terlalu sulit.
Hambatan media, adalah hambatan yang terjadi dalam penggunaan media komunikasi, misalnya gangguan suara radio dan aliran listrik sehingga tidak dapat mendengarkan pesan.
ü Hambatan
dalam bahasa sandi.
Hambatan terjadi dalam menafsirkan sandi
oleh si penerima
Hambatan dari penerima pesan, misalnya
kurangnya perhatian pada saat menerima atau mendengarkan pesan, sikap prasangka
tanggapan yang keliru dan tidak mencari informasi lebih lanjut.
ü Hambatan
dalam memberikan balikan.
Balikan yang diberikan tidak
menggambarkan apa adanya akan tetapi memberikan interpretatif, tidak tepat
waktu atau tidak jelas dan sebagainya.
ü Hambatan
Fisik
Hambatan fisik dapat mengganggu
komunikasi yang efektif, cuaca gangguan alat komunikasi, dan lain lain,
misalnya: gangguan kesehatan, gangguan alat komunikasi dan sebagainya.
ü Hambatan
Semantik.
Kata-kata yang dipergunakan dalam
komunikasi kadang-kadang mempunyai arti mendua yang berbeda, tidak jelas atau
berbelit-belit antara pemberi pesan dan penerima.
ü Hambatan
Psikologis
‘Hambatan psikologis dan sosial
kadang-kadang mengganggu komunikasi, misalnya; perbedaan nilai-nilai serta
harapan yang berbeda antara pengirim dan penerima pesan.
D. Pengertian komunikasi interpersonal
efektif dalam organisasi yang
mencakup componential
& situational.
Komunikasi dalam
organisasi atau perusahaan dapat menentukan efektif atau tidaknya dalam suatu
penyampaian pesan atau perintah antar anggota organisasi, baik antara atasan
dengan bawahan (downward communication), bawahan dengan atasan (upward
communication), maupun antar anggota yang jabatannya setaraf (lateral
communication). Secara sederhana, komunikasi adalah proses penyampaian atau
transfer dan pemahaman suatu pengertian (meaning). Jadi dalam berkomunikasi,
kita harus efektif menyampaikan pesan yang ada pada kita kepada orang lain.
Adapun berkomunikasi secara langsung dan sesuai dengan pesan yang ingin
disampaikan kepada orang lain. Karena dapat mengubah sikap, pendapat dan
perilaku seseorang dengan efek umpan balik secara langsung. Proses
berkomunikasi dimulai dari adanya pesan yang akan disampaikan oleh pengirim,
kemudian ditransfer melalui suatu channel (saluran), kemudian diterima oleh
penerima.
Adapun komunikasi interpersonal efektif
dalam suatu organisasi mencakup dua bagian yaitu componential dan situational.
1. Componential
Menjelaskan komunikasi antar pribadi
dengan mengamati komponen-komponen utamanya, dalam hal ini adalah penyampaian
pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh orang lain dengan berbagai
dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik dengan segera.
2. Situasional
Interaksi tatap muka antara dua orang
dengan potensi umpan balik langsung dengan situasi yang mendukung disekitarnya.
E.
Model Pengolahan Informasi ; rational, limited
capacity, expert, dan cybermatic.
Model-model
Pengolahan Informasi pada dasarnya menitikberatkan pada cara-cara memperkuat
dorongan-dorongan internal (datang dari dalam diri) manusia untuk memahami
dunia dengan cara menggali dan mengorganisasikan data, merasakan adanya masalah
dan mengupayakan jalan pemecahannya, serta mengembangkan bahasa untuk
mengungkapkannya. Model Pengolahan informasi berorientasi pada :
a. Proses
Kognitif
b. Pemahaman
Dunia
c. Pemecahan
Masalah
d. Berpikir
Induktif
F.
Model interaktif manajemen.
1. Confidence
Dalam manajemen
timbulnya suatu interaksi karena adanya rasa nyaman. Kenyamanan tersebut dapat
membuat suatu organisasi bertahan lama dan menimbulkan suatu kepercayaan dan
pengertian.
2. Immediacy
Ini adalah model
organisasi yang membuat suatu organisasi tersebut menjadi segar dan tidak
membosankan
3. Interaction
management
Adanya berbagai
interaksi dalam manajemen seperti mendengarkan dan juga menjelaskan kepada
berbagai pihak yang bersangkutan
4. Expressiveness
Mengembangkan
suatu komitmen dalam suatu organisasi dengan berbagai macam ekspresi perilaku.
5. Other-orientation
Dalam hal ini
suatu manajemen organisasi berorientasi pada pegawai.
Sumber :
Joseph A.
Devito, Komunikasi Antar Manusia .Jakarta:Profesional
book, edisi 5, Hal. 231
Lilico, T.M. 1984.
Komunikasi Manajemen. Jakarta : Erlangga
Mulyana, Deddy. 2006. Stress, Konflik,
dan Komunikasi Organisasi. Bandung:
Rosdakarya
Lampiran Sertifikat :
1.
Ditetapkan menjadi panitia terbaik dalam
organisasi Badan Eksekutif Mahasiswa tepatnya pada bulan Oktober 2015.
2.
Menjabat
sebagai panitia registrasi dalam acara seminar dengan tema “How to Communicate
with Creative ways” yang diselenggarakan pada tanggal 5 April 2016 Yang
diselenggarakan oleh BEM Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma.
3.
Menjabat sebagai Panitia Perlengkapan dalam
acara Talkshow “Liga Psikologi”Menjadi peserta
dalam acara seminar “Kesehatan Jiwa” yang jatuh pada tanggal 14 Oktober 2014
BEM Fakultas Psikologi
Universitas Gunadarma.
4. Menjadi
peserta dalam acara seminar “Kesehatan Jiwa” yang jatuh pada tanggal 14 Oktober
2014
BEM Fakultas Psikologi Univeritas Gunadarma.
5. Menjadi “Peserta “Talk Show We Care (Membangun Masa Depan Anak
Jalanan)”
Yang diselenggarakan oleh BEM Fakultas Psikologi Universitas
Indonesia.