Sabtu, 01 Juli 2017

PSIKOTERAPI

Tugas Softskill 4

Kelas : 3PA17
Nama Anggota Kelompok :

Asrida Farahmawati           (1D514127)         
Natasya Aristyani Zega      (17514831)
Rekha Amallia Gusman     (19514017)
Venta Oktavia Tilukay       (1A514990)

REVIEW FILM

Judul          : A Beautiful Mind
Rilis           : Tahun 2001
Tokoh        : Russel Crowe sebagai John Nash

Film A Beautiful Mind menggambarkan kisah perjuangan seorang ahli matematika genius asal Amerika yang belajar di Universitas Princeton yang bernama John Forbes Nash, yang berhasil menciptakan konsep ekonomi yang kini dijadikan sebagai dasar dari teori ekonomi kontemporer. Selama Perang Dingin berlangsung, Nash mengidap schizophrenia yang membuatnya hidup dalam halusinasi dan selalu dibayangi ketakutan hingga ia harus berjuang keras untuk sembuh dan meraih hadiah Nobel tahun 1994, kala ia memasuki usia senja.
Kisah dibuka dengan Nash muda di tahun 1948 yang memulai hari-hari pertama kuliahnya di universitas bergengsi, Princeton University. Sejak awal, Nash -lelaki sederhana dari dusun Virginia digambarkan sebagai pribadi penyendiri, pemalu, rendah diri, introvert sekaligus aneh. Aku tak terlalu suka berhubungan dengan orang dan rasanya tak ada orang yang menyukaiku, ujar Nash berkali-kali. Di balik segala kekurangannya, Nash juga digambarkan sebagai laki-laki arogan yang bangga akan kepandaiannya. Ini ditunjukkannnya dengan cara menolak mengikuti kuliah yang dianggapnya hanya menghabiskan waktu dan membuat otak tumpul. Sebagai gantinya, Nash lebih banyak meluangkan waktu di luar kelas demi mendapatkan ide orisinal untuk meraih gelar doktornya dan diterima di pusat penelitian bergengsi, Wheeler Defense Lab di MIT.
Di tengah persaingan ketat, Nash mendapat teman sekamar yang sangat memakluminya, Charles Herman yang memiliki keponakan seorang gadis cilik Marcee. Nash yang amat terobsesi dengan matematika-sampai-sampai menulis berbagai rumus di kaca jendela kamar dan perpustakaanakhirnya secara tak sengaja berhasil menemukan konsep baru yang bertentangan dengan teori bapak ekonomi modern dunia, Adam Smith. Konsep inilah yang dinamakannya dengan teori keseimbangan, yang mengantarkannya meraih gelar doktor. Mimpi Nash menjadi kenyataan. Tak hanya meraih gelar doktor, ia berhasil diterima sebagai peneliti dan pengajar di MIT.
Hidup Nash mulai berubah ketika ia diminta Pentagon memecahkan kode rahasia yang dikirim tentara Sovyet. Di sana, ia bertemu agen rahasia William Parcher. Dari agen rahasia ini, ia diberi pekerjaan sebagai mata-mata. Pekerjaan barunya ini membuat Nash terobsesi sampai ia lupa waktu dan hidup di dunianya sendiri.
Adalah Alicia Larde, seorang mahasiswinya yang cantik, yang membuatnya sadar bahwa ia juga membutuhkan cinta. Ketika pasangan ini menikah, Nash justru semakin parah dan merasa terus berada dalam ancaman bahaya gara-gara pekerjaannya sebagai agen rahasia. Nash semakin hari semakin terlihat aneh dan ketakutan, sampai akhirnya ketika ia sedang membawakan makalahnya di sebuah seminar di Harvard, Dr Rosen seorang ahli jiwa menangkap dan membawanya ke rumah sakit jiwa. Dari situlah terungkap, Nash mengidap paranoid schizophrenia. Beberapa kejadian yang dialami Nash selama ini hanya khayalan belaka. Tak pernah ada teman sekamar, Herman dan keponakannya yang menggemaskan, Marcee ataupun Parcher dengan proyek rahasianya.
Untungnya, Alicia adalah seorang istri setia yang tak pernah lelah memberi semangat pada suaminya. Dengan dorongan semangat serta cinta kasih yang tak pernah habis dari Alicia, Nash bangkit dan berjuang melawan penyakitnya.
ü  Kajian Film “A Beautiful Mind” dalam Psikologi.
            Dilihat dari situasi yang terdapat pada film “A Beautiful Mind”, terdapat beberapa permasalahan yang berkaitan dengan Psikologi. Beberapa permasalahan tersebut adalah :
1.      Ciri-ciri gangguan schizophrenia
2.      Jenis-jenis gangguan schizophrenia
3.      Penyebab terjadinya gangguan schizophrenia
4.      Terapi atau pengobatan untuk penderita schizophrenia
ü  Berikut adalah pembahasan mengenai permasalahan di atas :
Skizofrenia pertama kali diberi nama sebagai dementia praecox pada tahun 1899 oleh Emil Kraeplin dikarenakan fokus utama dalam penyakit ini adalah kemunduran tingkat intelektual seseorang. Namun diganti menjadi skizofrenia oleh Eugen Bleuer pada tahun 1989 karena penyakit ini menunjukan terpecahnya antara pikiran, emosi dan perilaku penderita. Menurut Jim Van Os (2009) pada Jurnal of Medical Science mengatakan bahwa :
“Schizophrenia does not just affect mental health; patients with a diagnosis of schizophrenia die 12-15 years before the average population, with this mortality difference increasing in recent decades. Thus, schizophrenia causes more loss of lives than do most cancers and physical illnesses.”
ü  Ciri-ciri gangguan skizofrenia
Menurut Gerald C Davison (2014) dalam Psikologi Abnormal edisi ke sembilan, schizophrenia memiliki ciri-ciri yang digolongkan menjadi beberapa kategori  yaitu simptom positif, simptom negatif, disorganisasi dan simptom lain.
Pada film tersebut, Nash memperlihatkan beberapa ciri-ciri penderita skizofrenia seperti :
1.      Simptom Positif
Simptom ini mencakup hal-hal yang berebihan dan distorsi, seperti halusinasi dan delusi. Pada Nash, delusi dan halusinasi terdapat pada dirinya yang awalnya tidak disadarinya. Halusinasi yang muncul adalah Charles Herman sebagai teman sekamarnya, Marcee sebagai keponakan dari Charles Herman dan William Parcher sebagai kepala divisi mata-mata di Pentagon. Delusi Nash juga muncul akibat dari William Parcher, delusi yang muncul adalah Nash mengira dirinya adalah seorang mata-mata.
2.        Simptom Negatif
Menurut Sebastian Walter (2012) dalam Jurnal of Neuropsychobiology mengatakan simptom negatif schizophrenia mencakup berbagai defisit behavioral, seperti avolition, alogia, anhedonia, afek datar, dan asosialitas.
·         Avolition
Apati atau avolition merupakan kondisi kurangnya energi dan ketiadaan minat atau ketidakmampuan untuk tekun melakukan apa yang biasanya merupakan aktifitas rutin seperti berdandan, mandi, menyisir rambut, dll. Pada kasus ini, Nash tidak memperlihatkan adanya avolition pada dirinya.
·         Alogia
Alogia dapat terwujud dalam beberapa bentuk seperti, miskin percakapan, jumlah total pecakapan sangat jauh berkurang. Pada kasus ini, Nash memperlihatkan adanya alogia pada dirinya seperti pada bagian ketika Nash ingin merayu wanita akan tetapi dia tidak melakukan hal yang seharusnya dilakukan.
·         Anhedonia
Anhedonia adalah ketidakmampuan untuk merasakan kesenangan. Ini tercermin dalam kurangnya minat dalam berbagai aktifitas rekreasional, gagal untuk mengembangkan hubungan dekat dengan orang lain, dan kurangnya minat dalam hubungan seks. Pada kasus ini, Nash memperlihatkan beberapa kurangnya minat dalam berbagai aktifitas seperti masuk dalam kelas sewaktu ia kuliah di Princeton, gagal untuk mengembangkan hubungan dekat dengan orang lain sewaktu Nash pertama kali masuk di Princeton dan gagal menjalin hubungan dengan teman-temannya yang lain.
·         Afek datar
Ketidakadanya repson emosional akibat stimulus yang ada seperti mata kosong, otot wajah kendur dan mata mereka tidak hidup. Pada kasus ini, beberapa kali Nash memperlihatkan afek datar.
·         Asosialitas
Ketidakmampuan parah dalam hubungan sosial. Ini ditunjukan oleh Nash pada keseluruhan filmnya, Nash hanya dapat bergaul pada sedikit orang saja.
3.      Disorganisasi
Simptom-simptom disorganisasi mencakup disorhanisasi pembiacaran dan perilaku aneh (bizzare).
·         Disorganisasi pembicaraan
Dikenal sebagai gangguan berpikir formal, disorganisasi pembicaraan merujuk pada masalah dalam merngorganisasi berbagai pemikiran dan dalam berbicara sehingga pendengar dapat memahaminya. Pada kasus ini, Nash memperlihatkan disorganisasi pembicaraan pada saat dia sedang ditantang untuk bermain catur igo.
·         Perilaku Aneh (bizzare)
Perilaku aneh terwujud dalam banyak bentuk seperti penderita dalam meledak dalam kemarahan atau konfrontasi singkat yang tidak dapat dimengerti, memakai pakaian yang tidak biasa, bertingkah laku seperti anak-anak atau dengan gaya yang konyol, menyimpan makanan, mengumpulkan sampah, atau perilaku seksual yang tidak pantas seperti melakukan masturbasi di depan umum. Mereka tampak kehilangan kemampuan untuk mengatur perilaku mereka dan menyesuaikannya dengan berbagai standar masyarakat. Meeka juga mengalami kesulitan melakukan tugas-tugas sehari-hari dalam hidup. Pada kasus ini, Nash memperlihatkan adanya perliaku aneh ketika dia sedang minum bersama teman sekamarnya Charles dan Nash sempat meledak dalam kemarahan dan juga ketika ia frustasi pada ide yang tidak muncul.
4.      Simptom Lain
Dalam Psikologi Abnormal Edisi ke Sembilan, dijelaskan bahwa ada beberapa simptom lain schizophrenia yang tidak termasuk dalam ketiga kategori diatas akan tetapi ditunjukan oleh penderita schizophrenia adalah katatonik dan afek yang tidak sesuai.
·         Katatonik
Beberapa abnormalitas motorik menjadi ciri katatonia seperti adanya gerakan yang berulang, menggunakan urutan yang aneh dan kadang kompleks antara gerakan jari, tangan dan lengan yang sering kali tampaknya memiliki tujuan tertentu dan gerakan yang membeku pada seluruh tubuh penderita dalam jangka waktu yang sangat lama. Nash memperlihatkan adanya gerakan katatonik berulang dan gerakan kompleks antara jari, tangan dan lengan ketika ia sedang mencoba menjelaskan sesuatu.
·         Afek yang tidak sesuai
Beberapa penderita schizophrenia memiliki afek yang tidak sesuai. Respon yang ditunjukan oleh penderita terkadang tidak sesuai dengan stimulus yang diberikan seperti ketika mendapat berita duka, penderita bisa tertawa atau ketika mendengar lelucon, penderita bisa menangis atau marah tanpa alasan yang jelas. Pada simptom ini, Nash tidak menunjukan adanya afek yang tidak sesuai pada dirinya.
Terapi atau pengobatan pada skizofrenia
Beberapa metode terapi yang digunakan untuk para penderita schizophrenia masih banyak diteliti untuk tingkat efektifitasnya. Walaupun hingga saat ini, metode yang digunakan masih diteliti akan tetapi metode saat ini sudah jauh lebih baik ketimbang metode-metode awal yang digunakan oleh para psikiater. Menurut Howard Lewine (2009) dalam Jurnal of Medical Science mengatakan
“Recent evidence suggests that combination therapy is best. This would include medicine, individual and group therapy, and community services.”
Metode-metode tersebut menggunakan beberapa pendekatan antara lain pendekatan biologis dan pendekatan psikologis.
1.      Pendekatan Biologis
·         Terapi Kejut dan Psychosurgery
Pada awal tahun 1930, Sekel mempublikasikan praktek koma insulin yang mengklaim bahwa ¾ pasiennya dinyatakan mengalami perbaikan signifikan, akan tetapi temuan ini tidak didukung oleh peneliti lain yang akhirnya ditinggalkan. Pada tahun 1938, Cerletti dan Bini menciptakan Electricshock Theraoy (ECT) yang juga terbukti memiliki efektivitas minimal. Pada tahun 1935, Moniz, seorang psikiater berkebangsaan Portugis memperkenalkan lobotomi prefrontalis, suatu prosedur pembedahan pada bagian otak yang membuang bagian-bagian yang menghubungkan lobus frontalis dengan pusat otak bagian bawah. Pada awal laporan mengklaim bahwa terapi ini memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi. Para penderita yang tidak hanya didiagnosis menderita schizophrenia juga dilakukan terapi ini seperti pasien yang memiliki perilaku agresif yang tinggi. Namun efek dari terapi ini adalah banyak pasien yang menjadi tumpul, tidak bertenaga dan sangat kehilangan berbagai kemampuan kognitif mereka yang tidak mengherankan melihat adanya pembuangan bagian otak mereka yang diyakini memiliki tanggung jawab terhadap pikiran dan oleh karena salah satu sebab ini akhirnya praktek terapi ini ditinggalkan.
·         Terapi Obat
Perkembangan terpenting dalam terapi untuk schizophrenia adalah penemuan obat-obatan pada tahun 1950-an yang secara kolektif disebut sebagai obat-obatan antipsikotik, yang juga dikenal sebagai neuroleptik karena menimbulkan efek samping yang sama dengan simptom penyakit neurologis. Salah satu obat antpsikotik yang paling sering diresepkan adalah fenothiazin yang pertama kali dikenalkan oleh ahli kimia berkebangsaan Jerman di akhir abad ke 19. Seiring perkembangannya, obat ini berganti-ganti  dengan efek yang sama. Efek samping yang diakibatkan oleh obat tradisional umumnya adlaah pusing, penglihatan kabur, tidak bisa tenang dan disfungsi seksual. Selain itu masih banyak terdapat efek samping yang mengganggu yang disebut efek samping ekstrapiramidal. Efek samping ini mirip dengan simptom yang ditunjukan oleh para penderita parkinson yaitu tremor pada jari, langkah yang terseret dan berliur. Pada beberapa kasus yang parah, seluruh motorik penderita tidak dapat dikendalikan dan terjadi sekitar 10 – 20% penderita yang ditangani dengan antipsikotik dalam waktu lama.
·         Terapi Obat terbaru
Terapi obat modern ini mulai berkembang ketika diperkenalkannya klozapin bagi penderita yang tidak merepsons dengan baik obat-obat antipsikotik tradisional dan mengurangi simptom positif yang lebih baik dibanging obat antipsikotik tradisional. Meski belum diketahui secara pasti efek dari klozapin, namun kita mengetahui bahwa klozapin berdampak besar terhadap reseptor serotonin. Namun obat ini menimbulkan efek yang serius yaitu penurunan sistem imun pada sejumlah kecil pasien dengan menurunkan sel darah putih sehingga pasien rentan terhadap infeksi dan bahkan kematian.
2.      Pendekatan Psikologis
Para profesional, pasien dan keluarga mulai menyadari bahwa salah satu ciri utama dalam schizophrenia adalah disabilitas kognitif dan karena alasan ini, pendekatan psikologis mulai mendapat perhatian yang serius untuk menangani pasien schizophrenia.
·         Terapi Psikodinamika
Terapi ini pertama kali dipelopori oleh Harry Stack Sullivan di rumah sakit Sheppard dan Enoch Pratt di Towson yang dilaporkan sangat berhasil. Meskipun sangat banyak klaim keberhasilan yang disampaikan atas berbagai analisis yang dilakukan oleh Sullivan dan Fromm-Reichmann, pengamatan teliti terhadap pasien yang mereka tangani menunjukan banyak diantara mereka yang hanya mengalami gangguan ringan dan mungkin bahkan tidak didiaagnosis skizofrenik berdasarkan kiteria DSM-IV-TR yang sangat ketat bagi gangguan ini. Oleh karena itu pada tahun 1963 dan 1976 di New York Psychiatric Institute menunjukan bahwa pendekatan analitis sangat tidak berhasil bagi para pasien schizophrenia
·         Pelatihan Ketrampilan Sosial
Pelatihan ini menekankan dirancang agar para penderita schizophrenia dapat berhasil dalam berbagai situasi interpersonalyang sangat beragam seperti memesan makanan di restoran, membaca jadwal perjalanan bis yang sebagian besar diantara kita dilakukan begitu saja dan hampir tidak pernah kita pikrkan dalam kehidupan sehari-hari. Metode ini menggunakan kombinasi dari permainan peran, modeling dan penguatan positif yang menghasilkan perbaikan yang signifikan pada pasien.

·         Terapi Keluarga dan Mengurangi Ekspresi Emosi

Terapi ini muncul akibat adanya persoalan setelah pasien kembali ke keluarga dan berhubungan dengan kekambuhan yang mengakibatkan pasien dirawat kembali di rumah sakit. Beberapa panduan mengenai terapi ini adalah sebagai berikut :
Ø  Edukasi tentang schizophrenia, terutama biologis yang mempredisposisi seseorang terhadap penyakit tersebut, berbagai masalah kognitif yang melekat dengan schizophrenia simtom-simtomnya, dan tanda-tanda akan terjadinya kekambuhan.
Ø  Informasi tentang dan pemantauan berbagai efek pengobatan antipsikotik
Ø  Menghindari saling menyalahkan-terutama, mendorong keluarga untuk tidak menyalahakan diri sendiri maupun pasien atas penyakit tersebut dan atas semua kesulitan yang dialami seluruh keluarga dalam menghadapi penyakit tersebut
Ø  Memperbaiki komunikasi dan ketrampilan penyelesaian masalah dalam keluarga
Ø  Mendorong pasien dan keluarganya untuk memperluas kontak sosial mereka
Ø  Menanamkan sebentuk harapan bahwa segala sesuatu dapat berjalan lebih baik
·         Terapi Kognitif-Behavioral
Sebelumnya diasumsikan bahwa tidak ada gunanya mencoba mengubah berbagai distorsi kognitif, termasuk delusi pada penderita schizophrenia. Meskipun demikian, suatu literatur klinis dan eksperimental yang sedang berkembang dewasa ini menunjukan bahwa bergai keryakinan maladaptif pada beberapa pasien kenyataanya dapat diubah dengan berbagai intervensi kognitif-behavioral.
·         Terapi Personal
Terapi ini merupakan suatu pendekatan kognitif-behavioral berspektrum luas terhadap multiplisitas masalah yang dialami para pasien schizophrenia yang telah keluar dari rumah sakit. Terapi ini memfokuskan kepada pasien dalam penuruan EE (ekspresi emosi) yang dialaminya. Tujuan dari terapi ini adalah mengajarkan keterampilan coping internal pada pasien, berbagai cara baru dalam berpikir tentang dan mengendalikan berbagai reaksi afektif terhadap tantangan apapun yang terdapat di lingkungannya.
·         Terapi Retribusi
Istilah yang digunakan terapi ini adalah “manajemen kritisisme dan penyelesaian konflik”. Istilah tersebut merujuk pada cara menghadapi umpan balik negatif dari orang lain dan cara menyelesaikan berbagai konflik interpersonal yang merupakan bagian tak terhindarkan dalam berhubungan dengan orang lain. Mengajari pasien keterampilan penyelesaian masalah sosial merupakan bagian dari elemen terapi ini.

Ketika Nash didiagnosa oleh psikiater bahwa ia mengidap skizofrenia, Nash dirawat di Rumah Sakit Jiwa dengan penanganan khusus. Penanganan pertama pada Nash adalah ECT (Electricshock Terapy). Setelah menjalani ECT, Nash dirawat dirumah dengan syarat harus menjalani pengobatan dengan cara farmatokologi. Obat yang diberikan Nash pada saat itu adalah antipsikotik yang hanya menghambat kinerja dophamin agar tidak lagi mengalami delusi dan halusinasi. Efek samping dari pengobatan ini adalah menurunnya tingkat konsentrasi, gairah seksual dan menghambat proses berfikir.
Karena terapi dengan obat ini mengakibatkan retaknya hubungan keluarga Nash, maka Nash memutuskan untuk berhenti meminum obatnya dan mengakibatkan gangguan skizofrenia kembali lagi. Setelah mengalami konflik yang cukup hebat. Alicia juga memerankan peran seorang istri yang sangat setia dan selalu mendukung Nash, akhirnya istri Nash setuju bahwa terapi sosial harus dijalaninya. Nash menerima rasa empati, rasa penerimaan yang mengakibatkan dirinya dapat kembali lagi ke lingkungan sosialnya hingga akhirnya ia berhasil meraih penghargaan nobel pada usia senjanya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar